"Pey, apa yang dibanggakan? Ini hanya meraih tempat teratas dalam ujian sekolah menengah. Kamu seharusnya meraih tempat pertama lagi dalam ujian SMA dan masuk ke universitas terbaik di negara kita—Universitas Tsinghua dan Universitas Peking," bibi yang ditolak berbicara dengan kasar.
Walaupun terdengar seperti mengeluh, dia benar-benar berharap Qiao Nan bisa membimbing cucunya. Itu harus tanpa biaya dan atas dasar sukarela.
Qiao Nan tampaknya tidak mempedulikan reaksi bibi itu. Setelah merampungkan urusan terkait penerimaan SMA, Qiao Nan sangat gembira. Dia menunggu Qiao Dongliang pulang agar bisa menyampaikan kabar baik itu padanya.
Tidak pernah dia tahu bahwa pepatah 'Berkah dan kemalangan datang bergantian' akan menjadi kenyataan.
Suasana hati Qiao Nan yang baik hanya berlangsung kurang dari setengah hari sebelum dia mendengar kabar buruk.