Langit di atas pusat kekuasaan kelima zona menghitam bukan karena malam melainkan karena kehancuran yang sebentar lagi akan turun dari langit Di jantung Menara Vireos tempat para penguasa berkumpul Kael berdiri di tengah ruangan raksasa berbentuk kubah Tubuhnya dipenuhi luka napasnya berat namun tangannya memegang erat gulungan, Veritas gulungan berlapis logam tua yang tak bisa dipalsukan satu-satunya bukti tentang sejarah kelam dunia dan kelima penguasa yang kini berdiri di seberangnya menatap dengan tatapan penuh amarah dan ketakutan Dari balik pintu besar logam langkah-langkah bergema X12 muncul.
Wajahnya dingin tanpa emosi Seragam tempur hitamnya masih berlumur darah Di tangannya bilah plasma bergetar senjata terakhir yang hanya diberikan pada tentara paling mematikan "Kael" ucapnya datar Kael menoleh Senyumnya lemah "Akhirnya kita bertemu saudara" X12 mengernyit "Aku tak punya saudara"
Namun Kael tak menjawab Ia hanya mengangkat gulungan Veritas tinggi ke atas Kelima penguasa zona memekik panik "Bunuh dia sekarang X12 sebelum dia membuka kebenaran itu", Pertarungan pun dimulai Kilatan senjata dan getaran energi memecah udara Tubuh Kael melayang terlempar beberapa kali Namun setiap pukulan setiap luka hanya menambah keyakinannya bahwa inilah akhirnya
Hingga akhirnya Kael berlutut Darah mengalir dari sudut bibirnya Tapi ia masih memegang gulungan itu dengan tangan gemetar, "X12... lihat ini... sebelum kau membunuhku" Dengan detik terakhirnya Kael melempar gulungan itu tepat ke kaki X12 Gulungan terbuka
Cahaya keluar dari lapisan logamnya Proyeksi muncul di udara, sebuah arsip rahasia catatan kelam tentang eksperimen genetik konspirasi lima zona hingga kebenaran tentang dua bayi yang dilahirkan dari rahim yang samaKael dan X12 Saudara kembar yang dipisahkan untuk menciptakan alat perang dan pengalih X12 terpaku Matanya membesar Bibirnya bergetar Tak pernah dalam hidupnya ia merasakan apa pun Tapi kali ini Air mata mengalir "Aku... saudaramu...?" suaranya retak Kael tersenyum samar "Aku tahu... kau tak bisa menolak perintah Tapi aku bisa... memberimu pilihan" Dan tubuh Kael tumbang Napasnya berhenti Tapi senyum masih terpatri di wajahnya Kelima penguasa baru sadar bahwa perhatian mereka telah dikhianati Karena dari luar menara langit terbakar oleh cahaya Pasukan dari zona bawah bangkit Dipimpin oleh seseorang yang memegang Veritas tiruan yang dibuat Kael sebelumnya Kael telah merancang semua ini Sebuah pengalihan total Sebuah pertaruhan hidup yang membakar waktunya sendiri Pasukan bunuh diri yang diciptakan Kael bergerak seperti gelombang kehancuran
Di dalam memorinya X12 melihat kembali percakapan rahasia terakhir Kael dengan pasukan bawah tanah "Biar aku jadi umpan Biar mereka percaya aku pusat dari semuanya Saat mereka fokus padaku Kau jalan ke jantung mereka" Dan di akhir ingatan itu Kael tersenyum "Kalau aku harus mati biar kematianku jadi alarm yang membangunkan dunia"
X12 berlutut di samping tubuh Kael dan menutup mata saudaranya"Aku akan menyelesaikan ini Saudara" Dan gulungan Veritas yang asli kini berada di tangannya Langkah-langkah kemarahan dan pembalasan telah dimulai Dan dunia tak akan pernah sama lagi.
Langkah-langkah X12 menggema di dalam Menara Vireos Gulungan Veritas asli kini dalam genggamannya Pasukan dari zona bawah menerobos masuk melalui koridor-koridor gelap dan penuh reruntuhan, Para penguasa yang dulu duduk di atas takhta kekuasaan absolut, kini seperti binatang yang terpojok serta di buru mereka tidak menemukan apa - apa tapi kebencian pemberontak sudah mencapai klimaksnya dan membuat masing - masing zona mengalami keguncangan
Zona Mediterania – (Elandra Veyrith)
Di singgasananya yang megah, Elandra menatap kaca jendela yang memantulkan api dari kehancuran di luar. Dikenal karena wajahnya yang tak menua, ia hidup dengan mengorbankan anak-anak jalanan untuk memperpanjang hidupnya melalui transfer sel. Saat pasukan memasuki ruangannya, ia mencoba menggunakan serum terakhir, serum yang dapat membuatnya menjadi awet muda serta tak terkalahkan tapi saat di suntikan. Tubuhnya mengalami penolakan sel - sel dalam tubuhnya mengering dalam hitungan detik, wajah cantiknya berubah menjadi keriput dan hancur, meninggalkan tengkorak yang bersih keabadian yang dibayar dengan kutukan kematian tercepat.
Zona Woodseek (Thorne Gellark)
Thorne, sang raja hutan besi, dikenal membantai desa-desa yang menolak menambang logam langka untuknya. Di tempat persembunyiannya di bawah akar raksasa, ia mencoba melarikan diri melalui terowongan rahasia. Namun pemberontak telah mengatur jebakan ledakan molekular menghancurkan seluruh struktur bawah tanah. Dahan-dahan raksasa hutan yang dulu ia kontrol justru runtuh dan menghimpit tubuhnya, hingga ia menjadi bagian dari akar-akar pohon yang dulu ia perbudak. Mati oleh tanah yang ia rampas.
Zona Rolling (Mirellon Dae)
Mirellon, manipulator ekonomi global, tinggal di menara kaca tertinggi. Ia membiayai eksperimen gelap dan menghancurkan komunitas demi stabilitas harga energi. Saat sistem kendali runtuh, ia naik ke helikopter pribadinya. Tapi salah seroang pemberontak telah meretas sistem navigasi. Helikopternya tidak naik… melainkan menukik ke dalam lautan api dari zona industri bawah. Di layar terakhir yang dilihatnya, Kael tersenyum dan berkata, “Uang tak bisa membeli pengampunan.”
Zona Moodster (Calyx Ven’mar)
Calyx dikenal sebagai ahli manipulasi emosi publik, menciptakan senjata biologis yang memengaruhi perasaan manusia demi menjaga kontrol. Ia terkunci di laboratorium bawah tanah, mencoba menyuntikkan dirinya dengan penetral emosi agar tak merasa takut. Tapi pasukan pemberontak menyebarkan gas emosi mentah ciptaannya sendiri. Ia diserang oleh semua perasaan yang selama ini ia tekan dari dunia rasa bersalah, ketakutan, cinta yang gagal, kehilangan. Otaknya meledak karena tak mampu menampung semua rasa itu. Mati dalam kepanikan absolut, dikelilingi eksperimennya sendiri.
Zona Perbatasan (Ravik Solt)
Ravik, sang jenderal yang menciptakan X12 dan banyak klon lain, tinggal di benteng besi. Ia menghadapi klon yang di buatnya secara langsung. klon yang berjumlah ratusan di hack dan di kendalikan dari jarak jauh, pertempuran mereka itu tidak sebanding ravik sangat kuat mereka bertarung 3 hari 3 malam dan menghabiskan sekitar 10 klon yang mirip X12 dan dia mati dengan bilah pisau plasma yang di tusukan ke jantung dan memaksanya untuk melihat semua flash back bagaimana dia membunuh manusia tapi bukan sedih ravik terlihat senang dan bangga karena bisa mati dengan klon buatnya sendiri
setelah kelima pemimpin zona itu mati X12 hanya bisa duduk termenung dan sembari melihat wajah saudaranya sambil tersenyum dia mengatakan sudah selesai saudaraku.
Epilog: Api yang Masih Menyala
Tiga bulan telah berlalu sejak runtuhnya Menara Vireos. Kelima penguasa telah musnah. Dunia sedang menyusun ulang dirinya. Namun, kehancuran bukan akhir dari segalanya. Kadang... itu hanyalah awal dari bab baru yang lebih gelap.
Di ruang bawah tanah terlantar di bekas Zona Mediterania, seorang pria tua dengan jubah lusuh berdiri di hadapan sebuah tabung kriogenik.Di dalamnya, seorang anak perempuan tertidur. Rambut peraknya menyala samar, dan simbol Chrono berdenyut di dahi mungilnya.
Pria itu membisikkan sesuatu. “ternyata ada Eksperimen lain yang selamat ini adalah ... satu-satunya yang bisa mengubah dunia ini dan Mereka pikir Kael adalah ancaman. Tapi mereka belum melihatmu.”
Lampu merah menyala di sekelilingnya. Komputer kuno hidup kembali, dan di layar hologram tertulis satu nama: "PROYEK: EVE", Sementara itu, di atas reruntuhan Vireos, X12 berdiri memandang langit malam yang penuh bintang.
Gulungan Veritas ada di tangannya. Tapi pikirannya jauh... ke suara Kael yang masih membekas di dalam kepalanya. "Jangan biarkan dunia kembali buta..." Angin membawa bau debu dan darah. Tapi juga harapan.X12 memandang ke kejauhan, ke arah zona-zona yang dulu diperbudak, kini mulai membangun kembali.
Namun ia tahu... perdamaian selalu bersifat sementara. Dan di bayangan tergelap masa depan, suara tawa pelan menggema... Entah dari siapa, atau apa yang telah Kael bangunkan dengan kematiannya.
Akan berlanjut di: Chronoscape II – Bayangan dari Elysium