Kedua sosok tersebut berhadapan, aura tak terlihat langsung menyelimuti kerumunan, membuatnya sesak dan sulit bernapas.
"Kau layak untuk aku hadapi!" Ini adalah pertama kalinya Shangguan Awan Mengalir berbicara, suaranya rendah, seperti petir yang tertidur di dalam awan.
Shangguan Awan Mengalir adalah pria yang jarang berbicara, hanya mengucapkan beberapa kata sebelum kembali diam. Cahaya ungu dan tekanan tak terlihat menghilang seperti air yang mengalir.
"Bertarung! Bertarung! Bertarung!"
Setelah hening sejenak, Murid Luar yang duduk di tribune meledak dalam sorakan menggelegar. Mereka, tentu saja, bersemangat untuk melihat duel antara dua jenius ini, sebuah pemandangan yang hanya mungkin terjadi selama seleksi Sekte Dalam dan tidak ada waktu lain.
Namun, mereka tahu bahwa jika menginginkan kedua orang itu bertarung, mereka harus menunggu hingga babak final. Para murid di tribune sementara menekan kegembiraan mereka dan menunggu pertandingan berikutnya.