Tiga sosok, menabrak gerbang berwarna darah.
Dengung—Gedebuk!
Gerbang darah yang memikat itu perlahan menutup, menghalangi semua orang yang lain.
"Ah! Warisanku!"
"Sialan, kenapa bukan aku!"
"Lin Xuan itu terlalu beruntung!"
Beberapa seniman bela diri memegangi kepala mereka dan menangis, meratapi nasib mereka.
Di antara mereka, Zheng Jun yang paling menderita.
Dia memiliki kultivasi tertinggi dan, sebagai murid langsung, memegang status yang dihormati, selalu menganggap dirinya yang terdepan di antara orang-orang ini.
Namun warisan seni bela diri, yang begitu dekat di dalam genggaman, terlepas dari tangannya, dan yang bisa dia lakukan hanyalah menonton tanpa daya.
Dan Lin Xuan, yang dia anggap seperti semut, mampu masuk.
"Ini tidak adil!" Zheng Jun berteriak dalam hati. Dia memukul gerbang merah dengan telapak tangannya, tapi tidak ada hasilnya.
"Hmph! Aku tidak percaya jika kau tidak akan keluar!" Zheng Jun duduk, siap menunggu Lin Xuan.