Seolah dipengaruhi oleh kebencian Xie Tian yang meroket, atau mungkin karena kemunculan Guru Wuchen, matahari yang menyala di atas Kota Bianliang terhalangi oleh lapisan awan Wu Yun yang menyerupai kasaya hitam yang ia kenakan.
Walaupun biksu tua berbaju hitam itu tanpa ekspresi, senyum ringan menghiasi wajah Tetua Istana dan Wen Shui. Guru Wuchen jarang meninggalkan Kuil Wuchen, jadi kunjungannya secara pribadi ke Kota Bianliang sangat menguntungkan bagi Xie Tian.
Setelah melihat Guru Wuchen mengambil tempat duduknya, Zhao Ye lalu duduk dan bertanya dengan senyum, "Biasanya Guru bermeditasi dengan tenang di Kuil Wuchen. Apa yang membawamu ke dunia sekuler hari ini?"
"Amitabha, cuma keinginan," Guru Wuchen melafalkan nama Buddha.
Tetua Istana tertawa pelan, "Apakah Guru datang untuk Xie Tian? Saya kira Guru telah memperhatikan bakat luar biasa anak ini. Jika dia benar-benar diajar oleh Guru, pencapaiannya di masa depan akan tak terbatas!"