Ketika Xie Tian terbangun, ia mendapati dirinya berbaring di dalam sebuah ruangan yang remang-remang.
Tidak ada ranjang; ia berbaring di atas lantai.
Lantainya terbuat dari kayu dan ditumpuk dengan banyak barang-barang remeh, sehingga dalam keadaan setengah sadar, ia mengerti satu hal—ia telah diselamatkan tanpa banyak perhatian.
Ini adalah skenario terbaik. Setelah pemikiran ini muncul, ia tak bisa mempertahankan kesadarannya dan jatuh kembali ke dalam tidur yang dalam.
Dua hari berlalu, dan Xie Tian terbangun untuk kedua kalinya. Kali ini, ia masih berada di ruangan gelap, kecuali lantai kayu di bawahnya telah berubah menjadi lumpur yang berbau amis. Tentu saja, ruangan itu masih terlihat seperti gudang barang rongsokan.
Xie Tian menghela napas lega, dengan susah payah menopang tubuhnya, dan mulai menilai luka-lukanya.