Sesepuh Hai perlahan maju menuju Leng Yanran.
Senyum jahat dan mesum menghiasi wajahnya.
Dia melihat wajah Leng Yanran yang menunjukkan ketakutan dan perjuangan.
Hatinya merasakan getaran yang tak terlukiskan.
Setelah hidup hampir lima ratus tahun, kesenangan terbesar dalam hidupnya bukanlah bermain-main dengan wanita.
Sebaliknya, itu adalah tampilan teror di wajah seorang wanita sebelum dipermainkan dan ekspresi putus asa setelahnya.
Penampilan itu memberikan kesenangan mendalam di hatinya, memberinya rasa pencapaian yang tak terlukiskan.
Selama berabad-abad, preferensi ini tetap tidak berubah.
Tujuh Orang Suci yang menyaksikan kejadian ini juga memiliki ekspresi bernafsu di mata mereka.
Menyaksikan kehebatan ranjang seorang penguasa Tingkat Kaisar Pertarungan tentu adalah pesta visual bagi mereka.
Oleh karena itu, mereka menanti-nanti pertunjukan erotis yang segera terjadi.
Mereka bahkan berpikir untuk menikmati bagian lezat setelah Kaisar Perang merasa puas.