Di dalam Kabupaten Beimo.
Di gurun yang sunyi.
Sebuah kafilah dengan lebih dari seratus orang sedang bergerak maju.
Angin berhembus kencang sementara pasir kuning memenuhi langit.
Mereka semua menutupi hidung dan mulut mereka dengan sutra untuk menghalau badai pasir.
Namun, meskipun dengan usaha mereka, pasir tetap berhembus sangat kencang hingga mereka tak bisa membuka mata.
Di bawah mereka terbaring sebuah Binatang Iblis berkaki empat yang menjulang lebih dari dua meter.
Binatang Iblis itu sangat besar, dengan anggota tubuh yang tebal.
Kuku mereka sangat besar, makanya mereka disebut Unta Berkaki Besar.
Meski binatang-binatang ini tidak sangat kuat, mereka sangat tahan lama.
Mereka adalah moda transportasi yang sempurna di gurun.
Unta Berkaki Besar berjalan dengan kecepatan lambat.
Pasir kuning keemasan itu sangat lembut.
Bahkan bagi seorang ahli Level Jenderal Perang, berjalan di medan berpasir seperti itu akan sangat melelahkan.