Gadis berbaju hijau itu duduk bersila dengan punggung menghadap Xiao Ye dalam istana yang luas, rambut hitamnya yang mengilap menjuntai seperti air terjun.
Meskipun hanya siluet dari belakang, kesuciannya begitu menakjubkan sehingga membuat siapa pun menahan napas, seolah dia adalah teratai salju di atas gletser, murni dan tak ternoda debu.
Kesucian dan kedinginan itu tercampur sempurna, membuatnya tak terjangkau.
Ketika Xiao Ye melihat bayangan ramping dan menawan ini, niat perangnya yang bergelora dalam hatinya tiba-tiba surut, menimbulkan kegelisahan dalam jiwanya.
Dia berdiri di istana, mengamatinya dalam keheningan, dan terhanyut dalam kelelapan sesaat.
Harus diakui, sifat istimewa yang dimiliki gadis ini benar-benar tak terlupakan, dan di antara semua wanita yang ditemuinya, tidak ada yang bisa menandinginya.
"Aku ingin tahu murid langsung Sesepuh Berjubah Hitam mana dia," pikir Xiao Ye dalam hati.