"Tapi bagaimana jika aku masih merasa bahwa aku tidak cukup melihatmu?" Han Zhuoli mengangkatnya, menekannya ke pintu agar dia tidak perlu membungkuk untuk bisa menciumnya.
Bibirnya membelai lembut bibirnya yang lembut, menjelajahi bagian dalam mulutnya dan meninggalkan rasa dirinya di bibirnya.
Lu Man tertawa tak terkendali. Cintanya padanya tertulis di seluruh wajah tampannya, sama sekali tidak tersembunyi dari dunia.
Lu Man merasa bahwa pria berbakat dan tampan seperti Han Zhouli seharusnya berdiri di atas tumpuan yang jauh lebih tinggi daripada yang lain sejak lahirnya; dia adalah keberadaan yang ilahi, membuat orang lain menatapnya.
Mengingat kehidupan masa lalunya, bagi dia, dia adalah keberadaan yang sulit dipahami yang hanya bisa dia impikan tetapi tidak pernah miliki.
Namun, entah bagaimana dalam kehidupan ini, Han Zhouli, seorang pria terhormat, tidak terjangkau, dan berkuasa, jatuh cinta padanya dan memperlakukannya dengan sangat baik.