Bab 6 Arsip dunia dan teman yang tak sempurna

Setelah pertarungan di reruntuhan, cahaya biru dari pilar kuno mengalir ke tubuh Rendi dan Layla. Suara lembut terdengar dalam pikiran mereka.

> [Akses Diberikan: Arsip Dunia (Level Dasar)]

"Selamat datang, wahai jiwa pengembara. Pulau ini bukan sekadar tempat uji—ini adalah cermin dari keinginan terdalam."

Rendi membuka antarmuka baru dalam sistem.

> [Arsip Dunia – Ringkasan Awal]

Pulau Void: Sebuah dimensi terpisah yang menampung jiwa-jiwa terpilih untuk menjalani "Seleksi Entitas."

Tujuan: Menentukan jiwa mana yang layak menjadi [Arbiter Kehendak]—makhluk tingkat tinggi yang mampu membentuk realitas.

Catatan: Hanya 1 jiwa yang akan dipilih. Sisanya… akan dihapus.

"Jadi… kita ini hanya bagian dari seleksi?" tanya Layla, matanya berkaca-kaca.

Rendi mengepalkan tangan. "Berarti… kita harus jadi yang terakhir bertahan."

Sebelum mereka sempat mencerna lebih jauh, suara dari kejauhan terdengar—suara langkah tergesa.

Dari balik semak, seorang pemuda muncul. Umurnya sekitar 14 tahun, rambut hitam kusut, pakaian robek dan lusuh. Tapi matanya tajam. Penuh siasat.

"Aku nggak percaya… ada orang lain di sini," katanya, terengah. "Nama gue: Raka."

Rendi langsung aktifkan Analisis Dasar.

> [Objek Terdeteksi: Manusia]

Nama: Raka

Level: 3

Potensi: Tinggi

Sifat: Adaptif, Ambisius

Status: Tidak Bermusuhan

Catatan: Instabilitas Emosional Terdeteksi

"Nama gue Rendi. Ini Layla."

Raka tersenyum, kelihatan lelah dan tulus. "Gue udah dua minggu sendirian. Ngumpet dari makhluk-makhluk gila itu. Gue kira udah nggak bakal nemu siapa-siapa."

Mereka menerima Raka. Bersama, mereka kembali ke tempat perlindungan.

Raka cepat berbaur. Dia kuat, lincah, dan punya kemampuan unik—Shadow Step, skill teleportasi jarak pendek. Dia bahkan membantu Rendi membangun pagar pertahanan baru, dan berbagi buah aneh yang ternyata meningkatkan energi jiwa.

Tapi Layla diam-diam resah.

"Mata dia," bisiknya ke Rendi malam itu, "kadang kosong. Dingin. Seperti... menunggu sesuatu."

Rendi mengangguk. "Aku juga merasa ada yang aneh. Tapi selama dia di pihak kita, kita perlu dia."

Raka seolah bisa membaca kecemasan itu.

Suatu malam, saat mereka berdua berjaga, Raka bertanya, "Kalau harus memilih: Layla atau kemenangan. Kau pilih yang mana?"

Rendi menatapnya tajam. "Aku akan cari cara untuk dapat dua-duanya."

Raka tertawa pelan. "Tapi dunia nggak sebaik itu, Ren."

> [Hubungan dengan Raka Dibuka: Teman Baru – Status Awal: Percaya (60%)]

Catatan Sistem: Kemungkinan Pengkhianatan Terdeteksi di Masa Depan

Hhhmmm.Rendi mengerutkan kening