-Prolog Cerita
Tidak ada saksi mata. Tidak ada rekaman sensor yang jelas. Hanya desas-desus kosmik di antara peradaban yang mengintai dari kejauhan, bisikan sunyi yang terangkai menjadi legenda. Suatu saat, di ruang hampa yang gelap gulita di tepi galaksi yang belum terpetakan, sesuatu terjadi. Bukan ledakan. Bukan tabrakan. Hanya... kemunculan.
Di sana, di mana sebelumnya hanya ada kehampaan dan bintang-bintang dingin, tiba-tiba mengambang sebuah struktur. Besar, tak beraturan namun memiliki bentuk yang anehnya organik, seolah tumbuh dari kekosongan itu sendiri. Permukaannya bukan logam yang dipoles, melainkan material kusam, memantulkan cahaya bintang dengan redup. Tidak ada lampu navigasi yang berkedip, tidak ada jejak energi yang memancar.
Yang paling aneh, yang paling membingungkan para pengamat jarak jauh dari planet-planet terdekat, adalah... ketiadaan suara. Stasiun luar angkasa, sebesar apa pun, biasanya bergemuruh dengan aktivitas: deru mesin, hembusan udara, detak jantung sistem. Struktur ini? Diam. Absolut. Bahkan saat pesawat pengintai tanpa awak dikirim mendekat dengan hati-hati bertahun-tahun kemudian, sensor suara mereka hanya mencatat... ketiadaan. Ruang di sekelilingnya beresonansi dengan keheningan yang dalam, seolah stasiun itu menyerap semua gelombang suara yang mendekat, menelannya ke dalam perutnya yang misterius.
Struktur itu kemudian diberi nama. Beberapa menyebutnya "Gema yang Hilang". Yang lain "Batu Nisan Bintang". Namun, nama yang paling melekat, yang paling akurat menggambarkan esensinya, adalah Orbital the Silent. Ia mengambang di sana, bukti nyata bahwa di alam semesta yang penuh suara, masih ada tempat yang memilih untuk tetap diam, menunggu sesuatu... atau seseorang.
Chapter 1 – Getaran Pertama
Rei melayang di koridor utama Sektor Sirkulasi. Bukan melayang dalam arti harafiah tanpa gravitasi, melainkan meluncur halus di atas permukaan yang dipoles, dibantu oleh bantalan anti-friksi di sol sepatunya. Ini adalah cara paling efisien untuk bergerak di lorong-lorong panjang Orbital, sebuah stasiun yang membentang jauh melampaui pandangan mata, labirin ruang dan struktur yang terus berbisik dalam bahasa keheningan.
Keheningan. Kata itu di Bumi0205 atau peradaban lain mungkin berarti ketiadaan total suara. Di Orbital, keheningan adalah segala sesuatu. Setiap objek, setiap dinding, setiap denyut energi, bahkan setiap makhluk hidup, memancarkan pola getaran unik. Udara itu sendiri bergetar halus dengan sirkulasi vital stasiun. Lantai dan dinding membawa resonansi komunikasi antarindividu. Dan di balik semua itu, ada "Nadi Orbital", getaran konstan dan dalam dari inti daya, seperti detak jantung raksasa yang menjaga semuanya tetap hidup.
Rei, seperti setiap penduduk Orbital lainnya, belajar membaca bahasa ini sejak lahir. Bayi tidak menangis; mereka bergetar dengan rasa tidak nyaman. Anak-anak tidak berbicara; mereka memainkan getaran riang melalui sentuhan atau gerakan ringan. Orang dewasa tidak berdiskusi; mereka berbagi informasi, emosi, dan gagasan melalui pola getaran yang kompleks yang dirasakan di telapak tangan saat bersentuhan, atau bahkan dirasakan dari jarak jauh sebagai perubahan halus dalam tekanan udara statis di sekitar mereka.
Bagi Rei, getaran adalah dunianya. Dia adalah seorang Teknomagus muda, salah satu dari sedikit yang memiliki kepekaan bawaan yang luar biasa terhadap getaran magitek stasiun. Tugasnya bukan hanya membaca komunikasi sehari-hari, tetapi juga merasakan "kesehatan" Orbital. Getaran yang stabil berarti sistem berfungsi baik. Getaran yang kasar atau tidak beraturan menandakan masalah. Rei bisa membedakan antara getaran pipa yang bocor, sirkuit yang terlalu panas, atau bahkan ketidaknyamanan kolektif penduduk di sektor lain.
Pagi ini, jadwalnya membawanya ke area Zona Tengah yang disebut sebagai "Kebun Kristal". Bukan kebun dalam arti tanaman hidup – tidak ada banyak kehidupan organik di Orbital, hanya lumut sintetis dan beberapa spesimen penelitian di area terkontrol – melainkan sebuah ruangan luas yang dipenuhi struktur kristal tinggi yang memancarkan cahaya redup. Kristal-kristal ini adalah komponen vital dari jaringan magitek stasiun, menyimpan dan menyalurkan energi resonansi. Mereka biasanya memancarkan dengung getaran yang harmonis dan menenangkan.
Saat Rei memasuki Kebun Kristal, ia merasakan getaran yang sedikit tidak sinkron. Tidak alarm, belum. Hanya seperti satu not yang agak sumbang dalam simfoni yang sempurna. Dia mendekati kristal terdekat, kristal yang tingginya hampir dua kali lipat darinya, memancarkan cahaya ungu lembut. Rei meletakkan telapak tangan kanannya yang bersarung di permukaan kristal yang dingin dan halus.
Dia menutup matanya, memfokuskan indranya pada getaran yang mengalir ke tangannya. Getaran dasar kristal itu stabil, energinya murni. Tapi di baliknya, ada lapisan tipis getaran lain. Lebih cepat, lebih gelisah. Seperti tremor halus di bawah permukaan yang tenang.
Rei mengerutkan kening. Dia mencoba mengidentifikasi pola getaran gelisah itu. Itu bukan getaran dari sistem daya, bukan dari sirkulasi udara, bukan dari pergerakan struktur stasiun. Itu terasa... organik, namun bukan getaran yang biasa dipancarkan oleh makhluk hidup di Orbital. Rasanya seperti getaran hati yang berdetak terlalu cepat, atau otot yang berkedut tak terkendali.
Dia menggeser tangannya ke kristal lain. Getaran gelisah yang sama ada di sana, meskipun sedikit berbeda intensitasnya. Di kristal ketiga, getaran itu lebih lemah, hampir tidak terasa, tapi masih ada. Pola itu tidak acak; ada ritme yang kacau di dalamnya, seperti bahasa yang berusaha keras untuk dipahami tapi kehilangan semua struktur.
Rei membuka matanya. Cahaya dari kristal-kristal itu tampak berdenyut halus, tidak sinkron satu sama lain. Di bagian lain Kebun Kristal, ia melihat seorang Teknomagus yang lebih tua, Elara, juga tengah memeriksa kristal lain. Elara tidak menunjukkan tanda-tanda perhatian khusus; getarannya tenang dan stabil. Mungkin getaran gelisah ini hanya terasa oleh Rei? Kepekaannya terkadang melelahkan; dia sering merasakan hal-hal yang luput dari orang lain.
Namun, ini terasa berbeda. Ini bukan hanya kepekaan yang berlebihan. Ini adalah getaran yang asing, yang tidak memiliki tempat dalam pola familiar Orbital.
Sepanjang sisa sifnya, getaran gelisah itu seperti bayangan yang mengikutinya. Saat dia memeriksa panel kontrol di Sektor Kendali, dia merasakan dengungan getaran asing itu di balik getaran mesin yang stabil. Saat dia melewati area perumahan, getaran itu terselip di antara getaran-getaran riang anak-anak yang bermain atau getaran tenang orang dewasa yang beristirahat. Itu seperti suara frekuensi tinggi yang hanya bisa didengarnya, atau lebih tepatnya, dirasakannya, di antara kebisingan getaran normal.
Misteri ini menggelitiknya, tetapi juga menimbulkan rasa tidak nyaman yang samar. Orbital adalah stasiun yang stabil. Segala sesuatu di sini memiliki pola, memiliki tempat. Getaran asing ini tidak memiliki pola yang dikenali. Itu adalah ketidaktahuan dalam bentuk getaran.
Rei menghabiskan bagian akhir sifnya di perpustakaan magitek – sebuah ruangan yang dipenuhi dengan gulungan data kuno yang disimpan dalam tabung resonansi. Informasi di sini tidak dibaca dengan mata, melainkan dirasakan melalui pola getaran kompleks yang diinduksi ke dalam tabung. Dia mencari catatan tentang anomali getaran di masa lalu, laporan tentang gangguan yang tidak biasa, apa pun yang bisa menjelaskan getaran gelisah yang dirasakannya.
Dia menyentuh tabung resonansi berjudul "Insiden Resonansi Minor – Siklus 34". Tabung itu bergetar dengan pola yang merekam laporan tentang fluktuasi kecil dalam output daya kristal magitek puluhan siklus lalu. Rei membacanya dengan indranya: fluktuasi itu bersifat acak, singkat, dan tidak memiliki pola yang konsisten. Jauh berbeda dari getaran gelisah yang dirasakannya hari ini – getaran itu memiliki struktur, meskipun struktur yang tidak bisa ia pahami.
Dia beralih ke tabung lain: "Gangguan Gelombang Statis di Zona Luar – Siklus 112". Pola getaran merekam gangguan yang memengaruhi komunikasi jarak jauh, tetapi jelas disebabkan oleh badai energi kosmik eksternal. Bukan ini.
Rei terus mencari. Dia membuka arsip yang lebih tua, catatan yang berasal dari era awal pembangunan Orbital, ketika stasiun ini masih misteri bahkan bagi para pendirinya. Informasi dalam arsip ini lebih fragmentaris, kadang terasa kacau, seolah para penulisnya sendiri tidak sepenuhnya memahami apa yang mereka catat.
Dalam salah satu arsip tertua, yang hanya diberi label "Inti – Catatan Awal", Rei menemukan sesuatu yang menarik dan membingungkan. Pola getarannya sangat berbeda dari yang lain – lebih padat, lebih berat. Rekaman itu tampak mencatat upaya para insinyur magitek awal untuk memahami struktur terdalam stasiun. Ada referensi berulang tentang "Resonansi Dalam" dan "Keheningan di Jantung".
Salah satu entri bergetar dengan pola yang menggambarkan sensasi aneh yang dirasakan di dekat inti stasiun: getaran yang begitu rendah frekuensinya sehingga terasa lebih seperti tekanan daripada getaran, disertai dengan rasa "keheningan yang menelan". Penulis mencatat bahwa getaran itu tidak seperti getaran normal; ia terasa seperti "suara yang tidak diucapkan", sesuatu yang ada tetapi sengaja disembunyikan. Mereka menghubungkannya dengan struktur kuno yang ditemukan jauh di dalam, sesuatu yang disegel.
Rei berhenti, merasakan pola getaran itu berulang-ulang. "Suara yang tidak diucapkan." "Sesuatu yang disegel." Deskripsi itu, meskipun kabur, menimbulkan gaung samar dengan getaran gelisah yang dirasakannya hari ini. Apakah getaran gelisah itu berasal dari "sesuatu yang disegel" di inti stasiun? Apakah itu "suara yang tidak diucapkan" yang mencoba keluar?
Ketidaktahuan membebani dirinya. Arsip itu tidak menjelaskan lebih lanjut tentang "sesuatu yang disegel" itu. Sejarah awal Orbital penuh dengan lubang informasi, bagian-bagian yang tampaknya hilang atau sengaja dihapus. Penduduk Orbital yang sekarang tahu bahwa inti stasiun adalah area yang sangat stabil dan aman, sumber Nadi Orbital yang tak terputus. Gagasan tentang "sesuatu yang disegel" di sana terasa asing, hampir seperti cerita hantu.
Saat Rei meninggalkan perpustakaan, hari sifnya sudah berakhir. Getaran gelisah itu masih ada, samar namun gigih, seperti denyut nadi kedua yang tidak diinginkan. Dia tidak tahu apa itu. Dia tidak tahu dari mana asalnya. Tapi dia tahu satu hal dengan pasti: keheningan Orbital, keheningan yang menjadi dunianya, entah bagaimana sedang diganggu oleh sesuatu dari masa lalu yang dalam. Sesuatu yang misterius, dan tampaknya, sangat kuno. Perasaan ini, dicampur dengan ketidakpastian, adalah Getaran Pertama dari perubahan yang akan datang.
Rei kembali ke area perumahan setelah sifnya, namun getaran gelisah itu enggan meninggalkannya. Ia kini terasa lebih kuat, berdenyut tepat di bawah permukaan getaran-getaran familiar yang dipancarkan oleh struktur stasiun dan aktivitas penduduk. Saat ia melewati ruang komunal, ia melihat sekelompok anak-anak tengah "bermain resonansi", menciptakan pola getaran sederhana di lantai dengan tepukan tangan mereka. Biasanya, getaran mereka murni dan riang. Hari ini, Rei merasakan percikan getaran gelisah itu terselip di antara pola permainan mereka, seperti kotoran kecil dalam air yang jernih. Anak-anak itu sendiri tampak tidak menyadarinya, tetapi kehadiran getaran asing itu di tengah kepolosan mereka membuat Rei merasa semakin khawatir.
Malam harinya, saat penduduk mulai beralih ke mode istirahat dan getaran aktivitas harian mereda, keheningan di Orbital seharusnya menjadi lebih dalam dan tenang. Namun bagi Rei, malam ini dipenuhi getaran yang aneh. Dari dinding kamarnya, ia merasakan getaran yang terasa seperti desahan panjang dan rendah, ritme yang tidak sesuai dengan sistem sirkulasi udara atau pergerakan struktural. Rasanya seperti bangunan itu sendiri sedang mengalami mimpi buruk yang sunyi.
Rei mencoba bermeditasi, teknik yang sering ia gunakan untuk menyelaraskan dirinya dengan Nadi Orbital yang tenang. Dia duduk di tempat tidurnya, meletakkan telapak tangannya di dinding, dan memfokuskan indranya. Nadi Orbital ada di sana, getaran stabil dan meyakinkan dari inti daya. Namun, di sekelilingnya, getaran gelisah itu merayap masuk, membentuk pola yang lebih rumit dari yang ia rasakan di siang hari. Ia tidak acak lagi. Ada struktur aneh di dalamnya, seperti bahasa yang terdistorsi, meliuk-liuk dan berputar, melampaui pemahaman sensori Rei.
Dalam keadaan meditatif, Rei merasa getaran asing itu berusaha masuk lebih dalam, tidak hanya dirasakan oleh kulitnya, tetapi juga oleh pikirannya. Muncul kesan visual samar – kilatan cahaya yang tidak ada, bayangan bergerak di sudut pandangan mentalnya – sensasi yang asing dan membingungkan bagi seseorang yang hidup dalam dunia getaran murni. Rasanya seperti ada entitas tak terlihat yang mencoba berkomunikasi dengan menggunakan "indra" yang tidak ia miliki sepenuhnya, dan proses itu terasa menyakitkan.
Ia tersentak dari meditasinya, napasnya memburu. Getaran gelisah itu surut sedikit, namun meninggalkan sisa rasa dingin dan kebingungan. Apa ini? Sebuah malfungsi magitek yang sangat kompleks? Efek samping yang tidak diketahui dari Nadi Orbital? Atau sesuatu yang lain... sesuatu yang hidup? Gagasan terakhir itu membuat merinding. Di Orbital, kehidupan hanya ada pada penduduk dan spesimen penelitian yang terkontrol. Gagasan tentang entitas hidup lain, entah apa itu, bersembunyi di dalam struktur stasiun itu mengganggu.
Keesokan harinya, Rei memutuskan untuk mencari Teknomagus yang lebih tua, Elara, yang dilihatnya di Kebun Kristal. Elara adalah salah satu tetua di komunitas Teknomagus, pengalamannya dalam membaca getaran jauh melampaui Rei. Rei menemukannya di area perawatan magitek, tengah memeriksa sirkuit resonansi yang rumit.
Rei mendekat, mengirimkan getaran salam. Elara membalas salam itu, getarannya stabil dan tenang, tanpa jejak gelisah yang Rei rasakan.
"Elara," getaran Rei mengalir, "Aku merasakan getaran yang aneh... kemarin dan malam tadi. Gelisah, tidak dikenal."
Elara menyelesaikan pemeriksaannya, getaran jarinya di sirkuit berakhir. Dia beralih ke Rei, mengirimkan getaran perhatian. "Getaran aneh? Jelaskan."
Rei menggambarkan getaran gelisah itu sebaik mungkin – ritmenya yang kacau, rasa organik yang aneh, kesan visual samar yang muncul saat meditasi. Dia menyebutkan temuannya di arsip kuno tentang "sesuatu yang disegel" dan "suara yang tidak diucapkan".
Elara mendengarkan dengan tenang. Getarannya tetap stabil, namun Rei bisa merasakan sedikit perubahan dalam pola internalnya – sedikit kekakuan, sedikit kehati-hatian.
"Aku... tidak merasakan getaran seperti yang kau gambarkan," getaran Elara akhirnya datang, alirannya sedikit lebih lambat dari biasanya. "Mungkin... kau terlalu fokus? Kepekaanmu tinggi, Rei, kadang itu bisa menciptakan... 'gema' di dalam dirimu sendiri."
Rei merasa kecewa. "Bukan gema, Elara. Ini nyata. Aku merasakannya di kristal, di dinding... semalam di kamarku, sangat kuat. Seperti ada bahasa yang mencoba masuk."
Elara terdiam sejenak, getarannya memancarkan keraguan. Lalu, ia mengirimkan pola yang berbeda, sedikit lebih tegas. "Arsip kuno... banyak di antaranya hanya mitos dan catatan yang tidak lengkap dari masa-masa awal yang kacau. Ada banyak hal yang tidak kita pahami tentang bagaimana Orbital tercipta, Rei. Tapi fokus kita sekarang adalah menjaga apa yang kita punya tetap berfungsi. Nadi Orbital stabil. Sistem stabil. Jangan terlalu terpaku pada 'suara' dari masa lalu yang seharusnya tetap diam."
Frasa "seharusnya tetap diam" itu menarik perhatian Rei. Itu mirip dengan apa yang ia baca di arsip. Apakah Elara tahu lebih banyak dari yang ia tunjukkan? Atau apakah itu hanya cara bicara?
Elara lalu mengalihkan getarannya ke topik lain, bertanya tentang status pemeriksaan di Kebun Kristal. Rei menjawab, tetapi pikirannya masih tertuju pada getaran gelisah itu dan reaksi Elara yang terasa menghindar. Tetua lain yang ia coba dekati juga memberikan respons serupa – mereka mengakui kemungkinan fluktuasi kecil, tetapi menolak gagasan tentang getaran asing yang meluas atau "sesuatu yang disegel".
Ketidaktahuan dan isolasi Rei semakin terasa. Dia sendirian dalam merasakan anomali ini. Atau setidaknya, sendirian dalam menganggapnya serius. Apakah dia gila? Apakah kepekaannya yang tinggi akhirnya berbalik melawannya, menciptakan halusinasi sensorik dalam bahasa getaran?
Keraguan mulai menggerogotinya, tetapi getaran gelisah itu tidak berhenti. Bahkan, saat ia semakin meragukan dirinya, getaran itu seolah merespons dengan meningkat, menjadi sedikit lebih mendesak. Ini semakin meyakinkan Rei bahwa apa yang ia rasakan adalah nyata, bukan hanya produk imajinasinya. Sesuatu sedang terjadi di Orbital, jauh di dalam strukturnya yang sunyi.
Didorong oleh kombinasi kecurigaan terhadap sikap para tetua dan keyakinan pada indranya sendiri, Rei memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih berani. Dia akan pergi ke "Lorong-Lorong Ingatan", area Zona Tengah yang jarang diakses yang diyakini menyimpan artefak dan catatan paling kuno tentang Orbital. Area yang berbatasan langsung dengan jalur menuju Inti. Akses ke sana biasanya memerlukan izin khusus, tetapi Rei tahu ada beberapa jalur servis tua dan jarang dipantau yang bisa membawanya ke sana. Jika getaran asing itu berasal dari masa lalu yang dalam dan "sesuatu yang disegel", mungkin di sanalah ia akan menemukan petunjuk yang lebih jelas.
Resolusi itu, meskipun menakutkan, membawa sedikit kelegaan. Ketimbang pasif menerima ketidaktahuan, ia memilih untuk mencarinya. Dengan tekad yang mengalir dalam getaran di sekujur tubuhnya, Rei menyiapkan peralatannya: alat diagnostik magitek, lentera cahaya redup (meskipun Rei tidak bergantung pada penglihatan seperti penduduk bumi), dan sarung tangan resonatornya yang paling peka. Malam itu, saat Orbital tenggelam dalam keheningan tergelapnya, Rei menyelinap pergi, mengikuti jejak getaran asing yang membawanya semakin dalam ke dalam misteri stasiunnya sendiri.
Menyelinap di malam hari di Orbital tidaklah sulit, asalkan Anda tahu cara bergerak dalam keheningan total. Rei meluncur melalui jalur servis yang sempit, getarannya sendiri teredam oleh perhatian yang tajam. Dia melewati area yang tidak pernah dilihatnya sebelumnya – terowongan utilitas yang berdebu, ruang penyimpanan yang dipenuhi peralatan magitek kuno yang ditinggalkan, dan pintu-pintu besi tebal yang tampaknya mengarah ke mana-mana atau tidak sama sekali. Udara di sini terasa lebih dingin, dan getaran ambient stasiun terasa berbeda – lebih kasar, seperti mesin tua yang tidak lagi berfungsi sempurna.
Dan getaran gelisah itu? Di sini, di lorong-lorong terlupakan ini, getaran itu mendominasi. Ia tidak lagi terselip di antara getaran lain; ia adalah kanvas itu sendiri, di atasnya getaran normal stasiun hanya menorehkan sapuan kuas yang lemah. Rasanya seperti seluruh bagian stasiun ini sedang bergetar dengan demam sunyi. Ritme kacau yang ia rasakan di Kebun Kristal kini lebih jelas, lebih mendesak.
Rei mencapai pintu masuk tidak resmi ke "Lorong-Lorong Ingatan". Itu adalah celah di dinding tebal, sebagian tertutup oleh panel yang longgar. Begitu ia melewatinya, perbedaan itu drastis. Jika area lain di Orbital memancarkan getaran yang terawat, tempat ini bergetar dengan resonansi kuno. Dinding-dindingnya dilapisi lumut sintetis yang tumbuh liar dan dihiasi dengan glyph magitek yang jauh lebih tua dari yang ia lihat di Zona Tengah – ukirannya lebih dalam, polanya lebih asing. Artefak-artefak besar yang tidak dikenali berbaris di sisi lorong, memancarkan getaran aneh yang membuat rambut di tengkuk Rei berdiri.
Salah satu artefak itu tampak seperti pilar kristal yang pecah, tingginya sekitar tiga meter, memancarkan cahaya redup yang berdenyut sinkron dengan getaran gelisah. Rei mendekat dengan hati-hati, mengulurkan tangannya. Saat sarung tangan resonatornya menyentuh permukaan kasar artefak itu, gelombang getaran yang kuat mengalir ke lengannya, begitu intens hingga terasa seperti nyeri tumpul.
Bersamaan dengan getaran itu, kesan visual yang ia alami sebelumnya muncul lagi, kali ini lebih jelas dan membingungkan. Ia melihat bayangan-bayangan bergerak cepat, bentuk-bentuk geometris yang berputar, dan kilatan cahaya ungu dan hijau yang menyilaukan. Lalu, muncul kesan suara – seperti desisan elektronik yang terdistorsi atau siulan bernada tinggi yang tidak dapat ia proses sepenuhnya, hanya dirasakan sebagai tekanan di gendang telinganya yang tidak berfungsi. Semua ini adalah bahasa yang sama sekali tidak ia kenali, sebuah serangan sensorik yang asing dan menakutkan.
Dia menarik tangannya dengan cepat, terengah-engah dalam keheningan udara statis. Artefak itu kembali ke pola getaran gelisah yang lebih stabil, seolah ia hanya bereaksi saat Rei mendekat atau berinteraksi dengannya. Ini bukan malfungsi acak. Ini terasa... disengaja.
Rei melanjutkan perjalanannya menyusuri Lorong Ingatan, kepekaannya menyala penuh. Dia mengamati glyph kuno di dinding. Dengan fokus, dia mencoba merasakan pola getaran yang tertanam di dalamnya. Sebagian besar terasa seperti catatan sejarah yang terputus-putus, merekam aktivitas pembangunan atau fungsi sistem kuno. Tapi ada glyph tertentu yang memancarkan getaran gelisah yang sama, seolah mereka adalah saluran atau resonator untuk energi misterius ini.
Di ujung lorong, ia menemukan sebuah pintu besar yang terbuat dari material yang lebih gelap dan padat, dihiasi dengan glyph yang paling rumit dan asing yang pernah dilihatnya. Pintu itu memancarkan getaran keheningan yang dalam, seolah ia bukan hanya memblokir jalur, tetapi juga meredam semua getaran dari baliknya. Namun, di balik keheningan itu, Rei bisa merasakan inti dari getaran gelisah yang ia ikuti – rasanya seperti pusat badai sunyi, sangat kuat dan pekat.
Pintu itu jelas disegel. Tidak ada panel kendali yang terlihat, hanya ukiran glyph kuno yang memancarkan getaran peringatan yang samar – bukan dalam arti kata, tapi dalam rasa bahaya yang terpancar dari polanya. Ini pasti mengarah ke area Inti, mungkin ke lokasi "sesuatu yang disegel" yang disebutkan dalam arsip kuno.
Saat Rei meletakkan tangannya di pintu, ia merasakan getaran yang begitu kuat hingga membuatnya mundur. Itu bukan hanya getaran gelisah; itu adalah campuran dari getaran gelisah yang ia kenal, dicampur dengan pola lain yang dalam dan berat, penuh dengan rasa kuno dan kekuatan yang luar biasa. Rasanya seperti menyentuh kesadaran yang sangat tua, tersembunyi, dan marah.
Di dalam pikirannya, kesan visual dan "suara" yang terdistorsi itu muncul lagi, lebih kuat dari sebelumnya. Kali ini, mereka disertai dengan kesan emosi – bukan emosi yang bisa dikenali seperti takut atau marah, tetapi sesuatu yang lebih primordial, rasa penolakan yang kuat dan keinginan untuk menghapus.
Hening. Hening. Semua harus hening. Kesan itu terlintas dalam kesadarannya, bukan sebagai kata-kata, tetapi sebagai pola getaran-pikiran yang kasar dan mendominasi.
Rei ambruk ke lantai, terengah-engah. Sarung tangan resonatornya bergetar tak terkendali. Dia belum pernah merasakan sesuatu yang begitu kuat, begitu asing, dan begitu berniat. Ini bukan hanya malfungsi. Bukan hanya anomali. Ada sesuatu di balik pintu itu, sesuatu yang kuno, kuat, dan tampaknya tidak senang dengan kehadirannya.
Getaran gelisah itu sekarang terasa seperti tangan yang mencengkeram stasiun, merayap dari inti ke luar. Dan Rei, yang hanya mencari jawaban atas anomali aneh, kini sadar bahwa dia mungkin telah menarik perhatian sumber anomali itu sendiri.
Dalam keheningan mencekam Lorong Ingatan, jauh dari keamanan area berpenghuni, Rei duduk sendirian dengan penemuan mengerikan ini. Misteri telah berubah menjadi ancaman. Dan ketidaktahuannya terasa semakin besar dibandingkan kekuatan kuno yang ia rasakan berdenyut di balik pintu disegel itu. Dia tidak tahu apa itu Zoadz yang samar disebut dalam sinopsis (karena karakter Rei belum tahu namanya), tetapi dia merasakan kekuatannya, keinginannya untuk "hening", dan bahaya yang ditimbulkannya. Perasaan itu jauh lebih nyata daripada catatan kuno di arsip. Dia harus melakukan sesuatu. Tapi apa? Dan bagaimana?
Bagian ketiga selesai. Rei telah mencapai Lorong Ingatan, mengalami gangguan yang lebih intens, berinteraksi dengan artefak kuno, menemukan pintu disegel yang kuat, dan merasakan kehadiran serta 'keinginan' samar dari sumber misteri (Zoadz, meskipun belum bernama). Dia kini dalam posisi di mana dia tahu ada ancaman, tapi tidak tahu skala atau cara menghadapinya.
Butuh waktu bagi Rei untuk memulihkan diri setelah getaran dan kesan mengerikan dari balik pintu disegel itu mereda. Dia berbaring di lantai dingin di Lorong Ingatan, merasakan seluruh tubuhnya bergetar, bukan dari luar, melainkan dari dalam. Pengalaman itu terasa seperti jiwanya sendiri telah disentuh dan ditolak dengan kasar oleh sesuatu yang kuno dan tidak ramah. Keinginan untuk "hening" yang terpancar dari balik pintu itu terasa begitu kuat, begitu absolut, membuat keheningan normal Orbital terasa seperti kebisingan yang memekakkan telinga sebagai perbandingan.
Dia tahu, dengan keyakinan yang dingin dan mengerikan, bahwa ini bukan lagi soal malfungsi atau anomali minor. Ini adalah ancaman. Ancaman yang bersembunyi di jantung stasiun yang menjadi rumahnya, sesuatu yang telah disegel dan kini, entah bagaimana, mulai bangun.
Kembali ke area berpenghuni adalah transisi yang sulit. Getaran-getaran familiar dari aktivitas penduduk – getaran langkah kaki yang tenang, denyut sistem pendukung kehidupan, resonansi lembut dari interaksi sosial – terasa asing baginya. Seolah pengalamannya di Lorong Ingatan telah mengubah cara indranya memproses dunia. Getaran gelisah itu masih ada, namun di sini, di antara getaran normal yang sibuk, ia kembali terasa seperti bisikan di tengah keramaian.
Rei tahu dia harus memberi tahu seseorang. Dia harus memperingatkan para tetua, komunitas. Tapi bagaimana caranya? Bagaimana dia bisa menyampaikan intensitas dan sifat dari apa yang dia rasakan di balik pintu itu menggunakan bahasa getaran? Bagaimana dia menjelaskan "kesadaran kuno", "keinginan untuk hening total", atau "sentuhan dingin yang menolak" hanya melalui pola getaran yang dirasakan di tulang?
Dia mencari Elara lagi, kali ini di ruang komunal, di mana getaran dari banyak individu bercampur, menciptakan latar belakang "suara" komunitas yang kompleks. Rei mendekati Elara, mengirimkan getaran yang, bagi dirinya, penuh dengan urgensi dan ketakutan.
"Elara," getarannya gemetar, "Aku pergi ke Lorong Ingatan. Aku mencapai area dekat inti. Ada pintu disegel di sana. Aku merasakan... sesuatu. Sesuatu yang sangat kuat. Itu bukan malfungsi. Itu... hidup."
Elara, yang sedang merasakan getaran santai dari sekelompok tetua lainnya, membalas dengan getaran yang ramah namun hati-hati. "Dekat inti? Itu area terlarang, Rei. Kau tidak seharusnya di sana." Getarannya memancarkan kekhawatiran terhadap pelanggaran aturan, bukan bahaya yang dilaporkan.
"Aku tahu, tapi aku harus," getaran Rei mendesak. "Getaran aneh itu, itu datang dari sana! Dari balik pintu disegel itu! Rasanya... ingin menghapus. Ingin semuanya hening. Lebih hening dari kita!"
Rei mencoba menggambarkan kesan visual, "suara" yang terdistorsi, perasaan disentuh oleh sesuatu yang kuat. Dia menggunakan pola getaran yang paling tidak teratur dan intens yang dia bisa, mencoba meniru sensasi kekacauan dan kekuatan yang dia rasakan.
Namun, respons dari Elara dan tetua lainnya adalah getaran kebingungan, keraguan, bahkan ketidakpercayaan. Bagaimana Anda menggambarkan warna kepada orang yang hanya melihat hitam dan putih? Bagaimana Anda menjelaskan nada musik kepada orang yang hanya merasakan getaran? Bahasa getaran mereka diciptakan untuk nuansa kehidupan di Orbital, bukan untuk kengerian kosmik atau entitas kuno.
"Rei," getaran Elara melunak, memancarkan getaran perhatian yang merendahkan, seperti kepada anak kecil yang mengalami mimpi buruk. "Getaran yang kau rasakan di area tua itu memang berbeda. Itu resonansi struktur kuno. Mungkin kepekaanmu terlalu tinggi di sana. Mungkin kau... terlalu banyak membaca arsip kuno."
Getaran dari tetua lain mendukung Elara – pola getaran yang stabil yang menyatakan "tidak ada masalah," "kembalilah beristirahat," "jangan khawatirkan hal yang tidak ada."
Rei merasa frustrasi yang dingin. Dia bisa merasakan keraguan mereka, penolakan mereka, ketidakmampuan mereka untuk memahami tingkat bahaya yang dia rasakan. Dia sendirian. Pengetahuannya menjadi beban, mengisolasi dirinya dari komunitasnya sendiri. Mereka begitu terbiasa dengan keheningan, begitu nyaman dengan Nadi Orbital yang stabil, sehingga gagasan tentang sesuatu yang mengancam keheningan itu dari dalam, dari sumber Nadi itu sendiri, terlalu asing, terlalu menakutkan untuk diterima.
Meskipun diabaikan, Rei tidak bisa mengabaikan apa yang ia rasakan. Getaran gelisah itu, meskipun ditekan oleh getaran normal di area berpenghuni, masih ada, berdenyut seperti luka yang tidak terlihat. Dia mulai memperhatikan detail kecil yang luput dari orang lain – getaran lampu di koridor yang berkedip halus tak beraturan, resonansi udara yang kadang terasa "tipis" di area tertentu, atau artefak magitek di dinding yang memancarkan getaran samar yang ia kenali dari Lorong Ingatan, seolah pengaruh dari inti itu perlahan merayap keluar.
Ancaman itu nyata. Dan semakin Rei memikirkannya, semakin ia sadar bahwa ketidakpahaman komunitasnya membuatnya semakin rentan. Jika ada sesuatu yang disegel di inti Orbital, dan sesuatu itu mencoba keluar, keheningan mereka adalah penjara bagi entitas itu, tetapi juga membuat mereka buta terhadap bahaya yang semakin dekat.
Saat Rei merenungkan langkah selanjutnya, merasakan bobot ketidaktahuannya dan bahaya yang semakin besar, sesuatu yang baru dan asing terjadi. Tidak di dalam Orbital. Tapi dari luar.
Jauh, jauh sekali, melintasi kehampaan sunyi di luar cangkang Orbital, sebuah getaran baru mulai terasa. Bukan getaran kosmik biasa dari bintang atau nebula. Ini adalah getaran yang terstruktur. Getaran yang terasa seperti datang dari jauh, bergerak dengan kecepatan luar biasa, dan memancarkan pola yang sama sekali tidak seperti apa pun yang pernah dirasakan Rei seumur hidupnya.
Getaran itu awalnya samar, hanya riak kecil di tepi persepsinya. Tapi ia semakin kuat, semakin jelas. Itu bukan getaran keheningan Orbital, bukan getaran gelisah dari inti. Ini adalah getaran yang aktif, berniat, dan anehnya... terasa seperti membawa suara. Bukan suara yang bisa didengar telinga, tetapi pola vibrasi yang begitu kompleks dan bervariasi, begitu penuh dengan informasi yang tidak dapat ia uraikan, sehingga sensasinya seperti merasakan spektrum yang belum pernah ada sebelumnya.
Getaran itu datang dari arah ruang hampa, semakin dekat. Ini adalah getaran asing pertama dari dunia luar yang pernah Rei rasakan seumur hidupnya. Dan kehadirannya yang tiba-tiba dan asing, di tengah ketegangan yang sudah ada akibat kebangkitan Zoadz (meskipun Rei belum tahu nama itu), terasa seperti takdir yang tak terhindarkan. Dua misteri besar – yang kuno di dalam dan yang asing dari luar – kini bergetar menuju tabrakan di stasiun yang sunyi ini. Rei merasakan getaran itu, getaran dari kedatangan yang tidak ia pahami, dan ia tahu bahwa keheningan Orbital akan segera diuji dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan.