Upacara

Sudut Pandang Olivia

Aku duduk di depan cermin rias, menyisir rambutku, tetapi pikiranku terus mengembara. Aku tak bisa berhenti memikirkan ciuman yang kubagi dengan Louis di hutan dan Lennox di kamarku. Aku tahu seharusnya aku tidak memikirkannya—bahwa aku harus melupakannya—tetapi aku tidak bisa. Kenangan itu tidak memudar, dan serigalaku terus berdecak lembut di kepalaku, membuatnya mustahil untuk melupakannya.

Ketukan lembut di pintu menarikku keluar dari pikiranku.

"Masuklah," kataku.

Pintu terbuka, dan dua pelayan baru yang ditugaskan oleh tiga kembar kepadaku masuk. Tidak seperti yang lain, mereka tampak sopan—mungkin karena mereka baru saja dipekerjakan.

"Selamat pagi, Luna," mereka menyapa dengan membungkuk, dan aku memaksakan senyum terbaik yang bisa kuberikan. Akhir-akhir ini, aku hampir lupa bagaimana caranya tersenyum.

"Luna, kami di sini untuk mempersiapkan Anda untuk upacara. Hampir dimulai," ujar Nora, pelayan muda berambut pirang pendek.