Sudut Pandang Olivia
"Lennox…" Aku mengerang, suaraku nyaris berbisik, namun terisi dengan keinginan.
Tangan hangat meluncur ke pahaku, menyebarkan rasa panas di sepanjang perjalanan mereka. Kulitku merinding, sangat peka, saat bibir lembut menyentuh tulang selangkaku, diikuti oleh mulut lain menekan penuh hormat di bagian dalam pergelangan tanganku. Setiap sentuhan sangat tepat—seperti memuja. Aku terengah saat sebuah tangan menjerat rambutku, menarik kepalaku perlahan ke belakang, mengekspos leherku.
Sebuah geraman rendah terdengar di telingaku, suara Louis yang tak mungkin salah. "Kau milik kami, Olivia."
Jantungku berdebar kencang saat Levi mencium perutku, lidahnya meninggalkan jejak api. Suara Lennox lebih dalam, lebih gelap—bibirnya melayang tepat di atas bibirku. "Sebutkan nama kami lagi, pasangan kecil."