Sudut Pandang Olivia
Mereka mendorongku ke kursi belakang mobil, terpisah dari yang ditempati oleh pembeliku yang misterius. Saat mobil melaju, aku tidak bisa menahan panik, dipenuhi ketakutan dan pertanyaan. Siapa pembeli misterius ini? Kenapa dia mau mengeluarkan begitu banyak uang untukku? Tapi yang lebih menakutkan adalah apa yang dia maksudkan untuk dilakukan padaku. Apakah dia membeliku untuk menjadi budak seksnya? Tidak! Aku menggelengkan kepala. Tidak ada pria yang berpikiran sehat akan membayar satu juta dolar hanya untuk itu. Dalam hati, aku merasa dia mempunyai tujuan lain untukku, tapi aku tidak bisa menebaknya.
Mobil berkendara selama apa yang terasa seperti berjam-jam. Aku tidak tahu kemana kami menuju—jendelanya terlalu gelap untuk melihat dengan jelas. Yang bisa kulakukan hanyalah duduk di sana, lelah dan tak berdaya, jantungku berdetak keras di dadaku.
Aku mengerutkan alis saat sebuah pemikiran terlintas di benakku. Apakah kami masih di London?