Rosegold_n

"Aku sudah bilang jangan sentuh aku," kata Audrey.

"Di depan orang lain," ingatkan dia. Audrey bisa merasakan senyum sinis di suaranya.
~~~
Tujuh belas tahun Audrey di Grey Blood pack seperti binatang yang terkurung. Dia menjalani setiap hari dengan penuh ketakutan terhadap hal tak terduga berikutnya yang bisa membuatnya dihukum oleh Alpha. Audrey berusaha keras memahami mimpi misterius yang dialaminya, tetapi tidak ada yang masuk akal baginya, dia tersesat.
Dia berharap bisa dibebaskan dari Grey Blood pack, tetapi dia kehilangan semua harapan untuk bertahan hidup ketika mendapati dirinya dikunci dan dirantai di dalam penjara bawah tanah yang gelap dan dingin. Dia membencinya, dia mengutuknya saat darahnya terkuras darinya. Dia senang mati dan pergi jauh dari monster-alpha itu.
Audrey bangun di dunia ajaib di mana dia belajar segalanya tentang dirinya, dia mengasah dirinya menjadi serigala dan penyihir terkuat yang hidup. Namun, satu barang membawanya kembali ke tempat terakhir yang ingin dia kunjungi.
Alpha Aloha Lake memimpin Grey Blood pack, kawanan terbesar dan terkuat di Amerika Serikat. Dia dikenal kejam, bahkan mafia pun takut padanya. Tidak ada yang mengganggunya, kecuali satu; pelacur terkutuk Audrey. Dia membencinya, dan dia akan membuatnya membayar dosa-dosa ibunya. Tapi dia tidak bisa membunuhnya...belum.
Alpha Lake menatap dingin tubuh Audrey yang berdarah yang tergeletak di lantai penjara bawah tanah, dia memerintahkan betanya untuk menyingkirkannya tanpa berpikir dua kali.
Satu tahun kemudian musuh-musuh itu bertemu lagi. Apakah kebencian akan menjadi satu-satunya emosi yang mereka bagikan? Bisakah mereka menahan daya tarik berbahaya yang mereka rasakan satu sama lain?

Dibenci oleh Sang Alpha

"Selama pertemuan tersebut, kami mengamati bahwa penduduk lokal sepertinya lebih suka aroma yang santai sementara para sosialita tampaknya menikmati aroma sensasional, yang membuat pernyataan di mana pun kami pergi," Leon sedang menganalisis sesuatu kepada Audrey ketika tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.


"Aku akan membukanya," Leon hendak berdiri dari kursi, tetapi Audrey menahan tangannya.


"Tidak, tidak, itu bisa menunggu; mari kita selesaikan dulu," Dia menjawab.


"Um, baiklah," Leon melihat ke arah pintu sebelum melanjutkan evaluasinya.


Audrey sudah tahu siapa itu, dan dia menduga mengapa dia datang menemuinya.


Dia mencium aroma Andrew bahkan sebelum dia mengetuk pintunya.


Leon terus berbicara, dan Audrey berusaha sekuat tenaga untuk mendengarkan; dia sudah tahu segalanya dari analisis yang diberikan Leon, tetapi dia harus membiarkan Leon berbicara; dia senang menjadi orang yang membuatnya "memahami" sesuatu dengan lebih baik.


Dia bukan apa-apanya.