Tak bisa membiarkan para pengkhianat hidup

Pagi berikutnya, Gabriel menyeruput teh hitam sendirian di kamarnya ketika Albus mengetuk pintu.

"Bolehkah aku masuk, Tuan?" tanyanya.

"Ya," jawab Gabriel dan menurunkan cangkir teh hitam di atas piring.

Albus membungkuk kepada Gabriel sebelum berbicara. "Tadi malam Nyonya Conley menelepon. Dia ingin berbicara dengan putrinya, Nona Amelie," dia memberi tahu Gabriel. "Tenang saja, aku sudah menginstruksikan para pelayan sebelumnya. Namun, pagi ini Nyonya Conley menelepon lagi, mengatakan bahwa itu penting."

"Bukankah seharusnya dia datang ke sini memohon padaku untuk membiarkan dia melihat Amelie?" Kerutan di wajah Gabriel jelas menunjukkan ketidakpuasan.

Albus menundukkan matanya, tidak merespon.

"Jangan terlalu terganggu oleh masalah sepele seperti itu," Gabriel memberitahunya.

"Tentu, Tuan." Dia berbalik untuk pergi dan berjalan keluar pintu dengan sederhana.