Bab 9

Debu belum mengendap di jalan-jalan, dan hanya ada sedikit pejalan kaki di sekitarnya, sehingga Song Ci dapat melihat Rong Bai hanya dengan pandangan sekilas.

Dia berlari dan melambat ketika dia berada di belakang Rong Bai.

Dia tersenyum senang ketika dia mencoba untuk mengambil hati dengan Rong Bai. "Abadi Rong, terima kasih banyak atas bantuanmu sebelumnya."

Rong Bai tidak mempermasalahkannya dan mengatakan, "Tidak perlu berterimakasih. Aku melakukannya bukan untuk menyelamatkanmu. Hanya saja anak anjing itu menghalangi jalan."

Anak anjing serigala yang diseret oleh Song Ci mengerang tidak senang dan menekan anggota tubuhnya ke tanah dengan kekuatan yang besar, membuat sedikit perlawanan.

Song Ci secara otomatis mengabaikan bagian kedua dari jawaban Rong Bai. Dengan kulit tebal dan tekad untuk berpegang teguh pada Rong Bai sampai akhir, dia bertanya, "Kemana tujuanmu?"

"Puncak Yu Shi, Sekte Abadi Mo Yao." Rong Bai menjawab.

"Kebetulan kita sedang menempuh jalan yang sama!" Song Ci sudah memiliki jawabannya di dalam hatinya. Tidak peduli ke mana Rong Bai pergi, dia akan mengikuti. Namun, dia tidak pernah mengira itu adalah Sekte Abadi Mo Yao.

Setelah bereaksi, ekspresinya langsung berubah menjadi jelek, dan dia bergumam dengan suara rendah, "Mengapa Mo Yao, tempat buruk seperti itu ..."

"Kau akan pergi ke tempat yang sama?" Suara Rong Bai terdengar, menyela pikirannya, "Kau adalah iblis, kenapa kau pergi ke Mo Yao?"

"Tentu saja ada sesuatu yang harus dilakukan. Karena kita pergi ke Mo Yao bersama, lebih baik kita menjadi teman daripada bepergian sendirian." Jauh di lubuk hati, Song Ci berpikir, itu bukan hanya Mo Yao. Kemanapun Rong Bai ingin pergi, bahkan jika dia ingin melintasi pegunungan belati dan lautan api, Song Ci akan mengikutinya sampai dia setuju untuk membawanya ke ibukota iblis.

secara harfiah gunung belati dan lautan api; mengacu pada tempat-tempat yang sangat berbahaya.

Rong Bai tersenyum ketika mendengar ini, matanya melengkung seperti rubah yang tersenyum, dan dia berkata dengan hangat, "Kau jelas iblis, tetapi kau selalu suka berada di dekatku. Apakah kau tidak takut aku akan menundukkanmu untuk menegakkan keadilan atas nama surga?"

Ketegangan yang dirasakan Song Ci sebagian besar menghilang ketika dia melihat senyum Rong Bai. Dia cemberut dan memasang ekspresi sedih seolah-olah dia akan menangis.

"Abadi Rong, kau mungkin tidak mengetahuinya, tapi aku telah menjadi diriku sekarang semua berkat Raja iblis yang kejam dan tirani itu."

Suaranya sarat dengan tuduhan, dan ada keluhan dan ketidakpuasan di matanya yang berkabut. Ekspresinya sangat jelas.

Rong Bai mengangkat alisnya ketika mendengar Song Ci. Dia bertanya dengan malas, "Hn? Apa yang Raja Iblis lakukan padamu?"

"Aku awalnya putra dari keluarga terkenal dan makmur yang telah menghasilkan generasi pejabat di Xi Liang. Selama 20 tahun, aku telah memupuk karakter moral, bertindak dengan integritas, dan tidak pernah melakukan kejahatan apa pun." Song Ci mendengus. Dia memiliki begitu banyak keluhan sekarang sehingga dia mulai berbicara. "Tapi entah kenapa aku jatuh ke dalam mantra sihir Raja iblis dan menjadi diriku yang sekarang. Aku bukan manusia atau iblis dan aku selalu gemetar ketakutan ke mana pun aku pergi. Raja Iblis itu benar-benar penuh kebencian."

"Jadi alasan kenapa kau ingin masuk ke Gerbang Iblis adalah..." Setelah mendengar tuduhan ini, ekspresi Rong Bai tetap tidak berubah dan dia masih tersenyum.

"Tentu saja, untuk membunuh Raja Iblis, meruntuhkan Ibukota Iblis ke tanah dan pulihkan perdamaian di dunia manusia." Song Ci berkata dengan marah. Setelah dia selesai berbicara, dia merasa telah bertindak terlalu jauh dalam membual, jadi dia terbatuk dan berkata, "Apa pun yang terjadi, aku masih harus membuat Raja Iblis untuk mengubahku kembali menjadi manusia, kalau tidak aku akan bertarung melawannya sampai mati!"

"Aku bersumpah tidak akan menjadi iblis!" Dia berkata dengan integritas.

Rong Bai terkejut dan berkata, "Aku tidak menyangka kau mempunyai pemikiran seperti itu."

Song Ci mengangguk dengan tegas dan berpikir, tidak peduli apa, prioritasnya adalah tetap di sisi Rong Bai. Bagaimanapun, apa yang dianggap oleh para Pendeta Taois ini adalah moralitas dan perdamaian di dunia manusia, jadi ikuti saja keinginan mereka.

"Baiklah, jika kau pergi ke Alam iblis sendirian, aku khawatir kau tidak bisa sampai ke hadapan Raja iblis." Rong Bai berkata, "Kebetulan aku akan pergi ke Alam Iblis setelah meninggalkan Mo Yao, jadi kau bisa ikut denganku."

Song Ci tidak menyangka pria ini akan setuju begitu saja, dan berkata dengan gembira, "Terima kasih banyak. Aku pasti akan membalas kebaikanmu ketika aku kembali dari Alam Iblis suatu hari nanti."

Rong Bai tersenyum lembut dan berkata, "Tidak perlu bersikap sopan. Aku harap kau bisa membunuh Raja Iblis dan meruntuhkan Ibukota iblis ke tanah sesegera mungkin. "

Song Ci yang tidak menyadari ada yang salah dengan pria disampingnya, menggaruk bagian belakang kepalanya karena malu. Dia tahu bahwa itu di luar kemampuannya untuk membunuh Raja Iblis dan meruntuhkan Ibukota Iblis ke tanah, tapi setidaknya akan ada kesempatan baginya untuk menjadi manusia lagi jika dia bertemu dengan Raja Iblis.

Di antara semua kata-kata sebelumnya, satu-satunya yang benar-benar tulus adalah bahwa dia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menjadi Iblis. Selebihnya... Song Ci berpikir, yah, anggap saja itu omong kosong.

☘☘☘☘☘☘

Mereka meninggalkan Kota Pingyang dan tiba di Kota Hengxi. Kota ini terletak di kaki gunung Yu Shi, dan orang-orang dari segala penjuru yang ingin bergabung dengan Sekte Abadi Mo Yao berkumpul di Kota Hengxi.

Kota Hengxi dalam kekacauan saat ini. Penginapan itu sudah penuh dipesan sejak sebulan yang lalu, dan jalanan penuh dengan orang-orang yang duduk dan tidur, dengan perkelahian sering terjadi ketika mereka bertengkar dengan pengemis di luar. Pemerintah kota menutup mata terhadap masalah ini.

Begitu Song Ci bertanya dengan orang-orang di sekitarnya, dia akhirnya menyadari penyebabnya. Dia hanya bisa menghela nafas dalam hati. Sekte Mo Yao ini sangat terkenal sehingga kota besar seperti itu bahkan tidak dapat menampung semua orang yang datang dari jauh untuk bergabung dengan sekte.

Jika bukan karena pemerintah kota yang memeliharanya, mungkin tidak akan ada tempat tinggal di jalan ini.

Ini menempatkan mereka dalam dilema.

Kali ini sulit. Mereka bahkan tidak punya tempat tinggal. Mungkinkah tidur di jalanan seperti orang-orang itu?

Itu tidak masalah untuknya; bagaimanapun juga, dia telah tidur di jalanan sebelumnya, tetapi Rong Daye di sebelahnya, tidak peduli bagaimana kau melihatnya, dia tidak terlihat seperti pria yang akan tidur di jalan. Bagaimana pakaian seputih salju di tubuhnya bisa ternoda debu?

Dia melirik dan melihat mata Rong Bai menelusuri ke seberang jalan sebelum berhenti di sebuah penginapan berlantai dua. Rong Bai lalu berjalan ke penginapan.

Pasti tidak ada kamar kosong di penginapan seperti ini, tapi Song Ci tidak berani menghalanginya, jadi dia mengikutinya dengan patuh. Saat mereka melangkah ke ambang pintu, orang-orang di samping menertawakan mereka, "Keluarlah dengan cara yang sama seperti saat kau masuk."

Penginapan itu di dalamnya sangat besar. Penjaga penginapan sedang membolak-balik buku rekening. Ketika dia mendengar suara itu, dia bahkan tidak mengangkat kepalanya dan berkata, "Maaf, Tuan. Penginapan sudah penuh. Silakan Tuan temukan tempat tinggal lain."

Song Ci berhenti di tengah jalan ketika dia mendengar pemilik penginapan, tetapi Rong Bai terus berjalan seolah-olah dia tidak mendengarnya. Dia berhenti di depan pemilik penginapan dan menguap. "Aku ingin kamar kosong."

Pemilik penginapan itu dengan tidak sabar mendongak. Saat dia hendak berbicara, matanya langsung terfokus ketika dia melihat Rong Bai, dan tanpa sadar dia tersenyum dengan sikap yang sangat benar, "Tuan, aku benar-benar minta maaf, tapi tidak ada kamar kosong lagi di sini."

Rong Bai tidak berbicara, dan mengetukkan jarinya ke meja. Lalu terdengar suara langkah kaki di lantai dua, dan semua orang melihat ke atas.

Seorang pria memeluk bungkusannya berlari menuruni tangga dua atau tiga langkah sekaligus dan berkata kepada pemilik penginapan, "Pemilik penginapan, aku ingin pergi."

Rong Bai meletakkan sepotong perak di meja sambil tersenyum.

Song Ci diam-diam mengacungkan jempol: Sungguh menakjubkan!

Rong Bai akhirnya mendapatkan keinginannya untuk tinggal di penginapan. Dia menjatuhkan diri ke tempat tidur begitu dia memasuki kamar. Song Ci dengan sadar meminta selimut lain kepada pemilik penginapan dan membuat tempat tidur di samping Rong Bai.

Setelah diseret olehnya, anak serigala yang kelelahan itu tergeletak tak berdaya di samping. Bahkan tidak punya tenaga untuk membuat keributan. Dia melihat Song Ci sibuk dengan mata setengah terbuka.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Song Ci duduk di hadapan anak serigala itu, menatapnya beberapa saat, lalu bertanya, "Apa kau bahkan tidak bisa berubah wujud menjadi manusia?"

Anak anjing serigala memberinya tatapan menghina dan tidak ingin menjawab, dia hanya berbalik dan mengarahkan ekornya ke arah Song Ci.

Song Ci memukul kepalanya dengan keras tanpa basa basi, "Dasar bajingan, kau memiliki temperamen yang buruk. Apakah kau benar-benar tidak takut aku akan memakanmu?"

Anak anjing serigala segera melolong. Song Ci takut suara itu akan mengganggu Rong Bai, jadi dia menutup mulutnya dan berkata dengan keras, "Jangan meraung!"

Namun, anak serigala itu terus meraung dengan teredam seolah sengaja. Song Ci mengangkatnya dan berlari keluar penginapan sebelum melepaskan cengkraman di mulutnya, "Tunggu saja. Aku akan mengambil beberapa kayu bakar sekarang. Lalu aku akan mengulitimu dan memanggangmu untuk disajikan kepada Rong Daye."

Tanpa diduga, anak serigala itu melepaskan diri dari pengekangannya, melompat dari tangannya, dan berubah menjadi seorang pemuda berpakaian perak dan mantel bulu cerpelai begitu dia mendarat.

Penampilannya, dengan bibir merah dan gigi putih, sangat tampan.

Dia merobek tali merah di lehernya, melemparkannya ke tanah dengan marah, dan mendengus pada Rong Bai: "Kau adalah anggota Klan Rubah Tu Shan, tapi kau mengangguk dan membungkuk kepada manusia fana. Benar-benar memalukan."

Song Ci melihat ke samping dan memperhatikan bahwa orang-orang di sekitar mereka sepertinya tidak melihat apa-apa. Maka ia menoleh kembali ke pemuda tampan itu dan berkata, "Kau masih berani berbicara tentangku. Bukankah kau begitu ketakutan ketika dia menginjakmu, sehingga kau mengungkapkan wujud aslimu?"

"Aku ... Aku hanya ditindas olehnya karena aku sedikit terluka, kalau tidak aku tidak akan takut padanya." Dia tampak malu dan menoleh ke Song Ci, "Pinjamkan aku sedikit darahmu dan aku bisa pulih."

Masih ada hasrat tersembunyi di matanya.

"Bermimpilah!" Song Ci dengan tegas menolaknya. "Biar keberitahu, jika kau terus memiliki rencana padaku, aku akan meminta Rong Daye untuk menaklukkanmu."

Pemuda itu mendengus mendengar Song Ci terus-menerus menyebut tentang 'Abadi Rong' dan 'Rong Daye'. Matanya kemudian berbinar seolah dia merencanakan sesuatu. Dia bertanya, "Kau akan pergi ke Gerbang Mo Yao, kan? Bagaimana kalau mengajakku bersamamu?"

Song Ci menjawab, "Tidak. Kau pergilah sendiri."

Pemuda itu tersenyum padanya, dengan nada sedikit centil, "Jangan begitu. Ngomong-ngomong, klan rubahmu dan klan serigala kita bisa dianggap satu keluarga. Saat kita keluar, kita harus saling menjaga."

Song Ci membantahnya: "Siapa yang satu keluarga denganmu? Aku manusia, bukan rubah."

Pemuda itu tidak mengerti apa yang dikatakan Song Ci, jadi dia mengabaikannya. Sebagai gantinya, dia mengeluarkan sebuah batangan emas dari lengan bajunya dan melambaikannya. "Aku tahu kau tidak punya uang. Selama kau membawaku bersamamu, uangku akan menjadi uangmu."

Desakan Song Ci hanya bertahan sesaat. Dia bimbang ketika melihat batangan emas itu, tetapi setelah memikirkannya, dia menggelengkan kepalanya dan menolak pemuda itu. "Tidak. Aku tidak punya cara untuk membantumu menyembunyikan aura iblismu. Jika aku membawamu bersama ke Mo Yao Sekte, bukankah itu sama dengan mengirimmu ke kematianmu?"

"Kau tidak perlu khawatir tentang itu. Aku akan menutupinya." Kata pemuda itu dengan tegas.

Song Ci memikirkannya dan merasa bahwa Rong Bai tidak keberatan jika dia membawa seekor anak anjing serigala bersamanya. Lagi pula, dia telah menyeret anak anjing itu bersama mereka, dan Rong Bai tidak mengatakan apa-apa.

Jadi, dia mengulurkan tangan untuk menerima batangan emas. "Kalau begitu jaga dirimu. Berperilaku baiklah di hadapan Rong Daye, mengerti?"

"Baiklah, berhenti mengomel." Pemuda serigala melambaikan tangannya dan berbalik untuk pergi.

"Anak anjing, kau mau kemana?" Song Ci memanggilnya dari belakang.

Ketika pemuda itu mendengar gelar ini, dia langsung menghentakkan kakinya marah, "Anak anjing, anak anjing apa?! Aku punya nama. Namaku Wen Changchu!"

Song Ci mengambil batangan emas itu, berjalan ke arahnya, dan bertanya berulang kali, "Mau kemana?"

"Pergi membeli makanan. Kau menyeretku sepanjang jalan dan nyawaku hanya tersisa setengah. Jika aku tidak makan sesuatu, aku akan mati kelaparan." Kata Wen Changchu.

"Ayo pergi bersama." Secara kebetulan, Song Ci juga lapar.

Keduanya langsung akrab dan makan enak di luar. Sebelum kembali, Song Ci khusus membeli ayam panggang untuk Rong Bai. Menurut Lu Shaoqing, Rong Bai paling suka makan ayam.

Dalam perjalanan pulang dengan ayam panggang di pelukannya, Wen Changchu memutar matanya dengan kesal berkali-kali. Begitu mereka membuka pintu, mereka tertegun di saat yang bersamaan.

Tidak ada Rong Daye yang seperti Abadi di ruangan itu, tetapi ada seorang pria muda dengan wajah yang agak kekanak-kanakan.

Pemuda itu sedang minum teh. Ketika dia mendengar seseorang membuka pintu, dia menoleh dan bertemu dengan tatapan bingung dari dua orang di pintu.

**✿❀vote & comment❀✿**