Chapter 2:meninggalkan rumah

Tak terasa, malam pun berlalu, bulan perlahan pergi, digantikan oleh cahaya sang surya yang menghangatkan bumi.

Kegelapan memudar, kesunyian sirna. Hari baru pun dimulai, membawa harapan dan kesempatan baru

Di pagi itu, Kael perlahan membuka matanya, menyadari dirinya tidak sedang tidur di teras rumah bobrok, ia tersenyum lebar.

"Pagi yang damai, aku benar-benar telah mengalami reinkarnasi, dan sekarang aku bukan Suho lagi." Untuk pertama kalinya ia bangun dengan pikiran tenang, tidak lagi dengan pikiran berantakan seperti kehidupan sebelumnya.

Ia bangkit dari tidurnya dengan penuh semangat, melompat dari kasur lalu pergi membersihkan tubuh dan berpakaian dalam sekejap.

"Sistem... Kau siap?"

[Ding!... Kapanpun itu tuan!]

"Yoshh.. Mari kita mengumpulkan uang sebanyak mungkin" Ucapnya dengan semangat membara.

Saat sedang berpose sebagai bahan bakar semangat membara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar kamar. Tak lama kemudian, ibunya muncul membawa nampan kayu berisi roti dan sup hangat.

"Kael? Sudah bangun? Ini sarapanmu" Ibunya nampak sedikit terkejut melihat Kael yang sudah bangun dan berpakaian rapi, tidak biasanya anak pemalas itu begitu.

Kael menatap ibunya selama beberapa detik, lalu kemudian menjawab

"Iya, terima kasih, bu... " Nada bicaranya lebih tulus dari yang pernah ia keluarkan seumur hidup.

Setelah selesai sarapan (tak sampai semenit), Kael bersiap menyampaikan niatnya.

Di hadapan ibunya, ia meraih dan menggenggam tangan wanita itu dengan sangat hati-hati.

"Bu, aku ingin pergi ke ibukota, aku ingin berkembang dan membantu keluarga kita keluar dari semua masalah"

Ibunya terlihat sangat terkejut, namun tatapan tekad di mata anaknya membuat dirinya tidak bisa membantah.

"Kael... Ibu tidak ingin kamu kenapa-napa, ibu tidak ingin kehilanganmu lagi"

"Aku tidak pergi untuk menghilang bu, aku pergi untuk kembali membawa harapan"

"A-anakku.... "

Sementara itu, ayahnya berdiri diambang pintu, sedari tadi diam memperhatikan, sorot matanya tajam namun tidak keras, seolah sedang menimbun ribuan hal dalam diam.

Kael menoleh dan langsung membungkuk sedikit memberi hormat.

"Ayah.... "

Lelaki itu perlahan melangkah masuk, langkahnya berat namun mantap, seperti seseorang yang telah memikul terlalu banyak beban dalam hidupnya.

"Aku dengar niatmu" Ucapnya pelan, namun suara itu cukup untuk terdengar di seisi ruang

"Kamu ingin pergi ke ibukota?"

Kael mengangguk

"Aku ingin belajar dan berkembang, lalu kembali sebagai seseorang yang bisa diandalkan"

Keheningan mengisi ruangan sejenak, sang ayah menatap anaknya cukup lama, lalu menoleh ke istrinya seolah meminta pendapat kepada istri yang selalu menopangnya dikala ia sudah terlalu lelah dan hampir terjatuh.

Istrinya mengangguk pelan, sambil mencoba menahan tangisnya

Akhirnya, sang ayah menghela nafas panjang.

"Ayah tak akan memaksamu untuk tetap tinggal, Kael. Tapi ingatlah... Dunia luar tak seindah pagi ini. Dunia hanya lunak pada mereka yang kuat"

Kael menatap lurus ke mata ayahnya, lalu mengepalkan tangannya.

"Itu sebabnya aku harus pergi..."

Sang ayah menatapnya sebentar lagi

"Kalau begitu, bawalah nama keluargamu dengan bangga. Jangan mati sia-sia!" Ayahnya mengulurkan tinju dengan senyum semangat dan Kael yang mengerti langsung membalasnya (tos ala pria)

"Bukkkk"... Terdengar suara tinju mereka yang bertemu

[Ding!... Anda telah melakukan perbuatan baik, status sebagai sampah keluarga telah di hapus. Mendapatkan 30 pk+]

Begitulah akhirnya Kael mendapatkan Izin pergi ke ibu kota, mencari peluang untuk berkembang.

(Umumnya anak bangsawan atau keluarga berpangkat pasti akan memasuki akademi khusus, namun karena keluarga Feron hanya keluarga bangsawan rendahan yang sedang terlilit hutang besar, ia sama sekali tidak punya kesempatan seperti itu)

(Oh ya, didunia ini tidak ada sekte, hanya ada akademi)

Di pagi hari yang cerah, Kael meninggalkan rumah, dibekali dengan beberapa koin perunggu.

(Satu koin emas sama dengan sepuluh koin perak, dan satu koin perak sama dengan 100 koin perunggu)

Ia berjalan kaki karena menolak menggunakan kereta kuda, lagi pula jarak antara desa dan ibu kota hanya membutuhkan tiga hari perjalanan kaki, itu bukan sesuatu yang sulit bagi Kael.

Dalam perjalanan menuju ibukota....

Kael berbincang-bincang dengan sistem sambil berjalan

"Sistem, masih ada beberapa hal yang tidak kumengerti"

"Apa saja tingkatan ranah di dunia ini?"

[Ding!... Dari yang terendah yaitu

*alam kelahiran

*alam pembentukan

*alam penyempurnaan qi

*alam prajurit

*alam jendral

*alam raja

*alam kaisar

*alam nirwa

*alam nirwana

*alam setengah immortal

*alam immortal

*alam supreme god immortal

Setiap alam memiliki tingkatan kecil, yaitu sembilan tingkatan.

Ini adalah versi lengkap ranah di dunia kultivasi... ]

"Hmm.. Kurang lebih aku paham, apakah ada orang yang bukan kultivator di dunia ini?"

[Ding!... Ada tuan... Mereka adalah orang-orang yang tidak punya bakat, tapi bukan berarti mereka tidak bisa jadi kultivator, selama berusaha, pada umumnya semua orang bisa jadi kultivator]

"Begitu ya?... Sekarang aku di ranah apa?"

[Ding!... Ranah alam kelahiran tingkat satu]

"Ughh..... Berarti aku bisa dibilang benar-benar baru di titik awal menjadi kultivator ya"

[Ding!... Yap, benar sekali tuan]

"Huhh... Mau bagaimana lagi... Oh ya, aku ingat tadi dapat poin karma positif kan, coba perlihatkan"

Pada saat itu juga, muncul panel sistem yang menampilkan semuanya

[Ding!...

Status

Nama: Kael Feron

Usia: 17 tahun

Ras: manusia

Keterampilan:-

Skill pasif: mencuri (level:3), perancangan strategi busuk (level: 4), lidah tajam (level:6)

Teknik: manipulatif (level:4)

Pk+: 30

Pk-: -

Toko sistem: (ketuk untuk membuka fitur)

Slot: (ketuk untuk membuka fitur)

Versi sistem 1.0]

Kael bengong sejenak, lalu mengeluarkan unek-eneknya

"Sialan... Dasar sampah tidak berguna, kenapa semua skil fasifnya sangat keren~?"

?????????

Tanpa sadar, senyuman puas menghiasi wajahnya, dia ternyata memiliki beberapa sifat yang mirip dengan pemilik tubuh sebelumnya, ia sangat menyukai semua skill pasif itu (karena semuanya bisa membuat uang dan sangat praktis untuk banyak hal)

"Sistem, kamu pernah bilang poin karma positif itu berguna untuk mengupgrade skill dan teknik. Dan juga melakukan slot kan?"

[Ding!... Yap!]

"Hehe... Hehehehehe"

"Upgrade skill perancang strategi busuk dan lidah tajam"

[Ding... Mulai mengupgrade, memakan 10 pk+]

Meskipun kepala dan lidahnya terasa panas dan tidak nyaman, Kael tetap tersenyum puas.

"Dengan mulut tajam dan otak licik, aku bisa menumbangkan mereka bahkan sebelum pertarungan dimulai, hahaha...."

Karena masih tersisa 20 pk+, ia membuka fitur slot (undian sistem)

Ketika fitur dibuka, seketika panel sistem berubah menjadi semacam papan bundar, menampilkan berbagai hadiah acak yang bisa di dapatkan.

Di sana tertulis jelas berapa poin yang dibutuhkan untuk memulai gacha

Sekali gacha membutuhkan 10 pk+

Kael menatap roda itu, bibirnya perlahan tertarik membentuk senyuman nakal.

Tukkk!... Saat di ketuk, roda mulai berputar dengan suara mekanik "krik krik krik..." Yang membuat jantung Kael berdegup lebih cepat

Waktu terasa berjalan lebih lambat, roda berhenti berputar dan....

[Ding!... Selamat, tuan mendapatkan skil pasif, pencium bau uang level 1]

"Uang?" Kael terdiam ditempat

[Ding!.. Ya tuan, skill pasif ini memungkinkan anda untuk lebih peka terhadap peluang yang bisa menghasilkan uang]

Setelah mendengar perkataan sistem, tubuh nya bergetar

"I-ini... Ini adalah... Skill dewaaaa.... Ayo gacha lagi!!!!"

Kedua mata Kael memancar siluet api membara, tubuhnya terasa seperti terbakar.

[Ding... Tidak bisa tuan.. Fitur slot hanya bisa mengancha sekali setiap hari, kecuali jika tuan ingin mengupgrade fitur slot]

"Langsung upgrade" Masih dengan ledakan semangat itu, tanpa pikir panjang Kael berkata dengan percaya diri.

[Ding... Untuk mengupgrade fitur slot, membutuhkan 100 pk+, perubahan yang akan terjadi yaitu: roda gacha akan memiliki lebih banyak hadiah acak yang lebih kuat dan batas gacha harian meningkat menjadi 5 kali dalam sekali]

Mendengar itu, suasana bagai api yang berkobar tadi langsung lenyap seolah jatuh ke dalam danau terdalam.

"Tidak masuk akal, 100 poin karma positif? Sudahlah"

Kael melanjutkan perjalanannya, tanpa tau ada sesuatu yang sedang menunggunya di kejauhan.