apter 3:Merampok bandit

Tak lama berjalan, ia sudah keluar dari desa dan kini berada di jalan hutan.

Hal pertama yang dikhawatirkan jika melakukan perjalanan jauh bukanlah monster, monster hanya bahaya nomor dua, karena bahaya sesungguhnya adalah manusia.

Dunia ini menetapkan hukum rimba, jika tidak memakan maka akan dimakan. Yang kuat memangsa yang lemah

Para bandit adalah bahaya utama yang harus diwaspadai jika ingin melakukan perjalanan jauh.

Pada saat ini, punggung Kael terasa dingin, nalurinya berbisik, memperingatinya untuk bersiap menghadapi bahaya

Ia memperlambat langkah. Matanya menyapu sekeliling hutan, tidak salah lagi, ia sedang diintai oleh sesuatu.

Perlahan, ia meraih gagang pisau yang terselip di celana bagian belakang,

"Hei, aku ini cuma anak miskin, kalian ingin mengambil apa dariku?" Teriak Kael dengan tatapan yang tertuju ke pohon-pohon di sekitar.

"Hohoho... Anak ini menyadari kita bahkan disaat kita belum melakukan pergerakan?"

Beberapa bayangan meloncat turun dari atas pohon dan mendarat mengelilingi Kael

"Hihihi... Kalaupun dia miskin, tubuh anak muda itu berharga bos" (Mereka telah lama melakukan kejahatan itu)

Mendengar kata-kata itu, Kael langsung tau mau diapakan dirinya, kalau di kehidupan sebelumnya dia sudah kenyang dengan ancaman organ dalam, di kehidupan ini ia harus mendengar ancaman yang hampir serupa.

Organ dalamnya tidak diambil, tapi tubuhnya yang diambil, Ia akan menjadi budak dan tubuhnya bukan miliknya lagi.

Melihat jumlah mereka ada 5 orang dan dengan badan besar-besar, Kael langsung yakin melawan mereka hanya akan sia-sia, yang ada ia dikalahkan dan dihajar habis-habisan (Masing-masing di ranah alam kelahiran tingkat 5 dan bosnya tingkat 8)

Perlahan ia meletakkan pisaunya, mengangkat kedua tangan, wajahnya polos seperti anak ayam.

"Oke, oke! Jangan apa-apakan aku... Kalau kalian tidak mau menyesal"

"Menyesal? Kenapa? Karena kamu jelek? Tenang saja, akan ada banyak wanita aneh yang mau membelimu, karena kami ini sudah terpercaya!" Salah satu bandit menjawab sambil mengacungkan jempolnya dengan percaya diri.

"Kalian akan menyesal jika berbuat sesuatu kepadaku, karena aku adalah cucu dari seorang kultivator gelap dari benua timur. Siapapun yang berani menggangguku maka akan terkena kutukan tujuh generasi! "

Bos bandit mendengus

"Bohong!"

Secara tiba-tiba Kael berteriak kencang sambil menunjuk si bos

"KAU TERKUTUK!!!!, MULAI SEKARANG KAU TIDAK AKAN HIDUP TENANG... SELAMANYA!!! "

Angin mendadak berhembus pelan, daun berjatuhan satu persatu. Si bos reflek mundur beberapa langkah

"Tunggu... Kenapa anginnya terasa aneh...."

Kael buru-buru ikut drama.

"Ini pertanda pertama. Malam ini kamu akan mimpi buruk, lalu besok... Bisul akan mulai bermunculan di pantatmu

Ekspresi para bandit berubah

" B-bos, sepertinya dia tidak berbohong "

Melihat suasana mulai terbalik, Kael memanfaatkan kesempatan ini untuk memperoleh keuntungan.

Ia memasang wajah kasihan lalu berkata

"Tenang, walau aku cucu dari kultivator gelap, jujur saja aku ini anaknya baik hati. Aku bisa angkat kutukannya, asalkan... Kalian kasih aku makanan dan sedikit uang jajan"

Lima menit kemudian, ia sudah berjalan santai sambil menggigit roti hangat dan mengantongi beberapa koin perunggu.

[Ding!... Tuan telah melakukan perbuatan jahat kepada orang jahat, mendapatkan 15 pk-]

"Lain kali jangan macam-macam dengan cucu kultivator gelap ya~" Gumamnya dengan senyum menjengkelkan

Sambil menikmati rotinya, Kael menyusuri jalan setapak dihutan dengan langkah ringan. Sisa-sisa ketakutan dari para bandit sebelumnya sudah sirna, digantikan dengan perasaan senang dan bangga

"Aku baru saja merampok bandit" Gumamnya sambil tertawa pelan

"Benar-benar dunia yang aneh"

Setelah berjalan cukup lama, ia melihat sebuah papan kayu reyot yang bertuliskan "Desa Rengka ➪1 km" Matanya menyipit, lalu senyumnya melebar

"Desa kecil, artinya target kecil" Ucapnya sambil menyimpan roti setengah makan ke dalam saku

Sesampainya di desa, suasananya sepi dan sederhana. Orang-orang tampak lelah dan waspada, seolah baru saja mengalami musibah.

Kael menghampiri seorang ibu tua yang sedang menimba air.

"Permisi, Nek. Saya pengembara. Apakah desa ini... Baru terkena bencana atau semacamnya?"

Si nenek memandangnya dengan mata merah dan berkata

"Beberapa hari yang lalu, tiga anak desa kami menghilang. Kami yakin itu ulah dari iblis hutan... Tapi tak ada yang berani mengganggunya"

Kael menunduk, ia tau siapa penyebab anak-anak itu menghilang, tentu saja karena para bandit tadi. Seandainya dia tau akan hal ini, maka ia tidak akan melepaskan mereka begitu saja.

Meskipun sangat kasihan pada anak-anak desa itu, Kael bisa apa? Dan lagi ia juga kasihan dengan perut dan keuangannya.

Tapi tentu saja dia tidak akan tutup mata terhadap mereka, ia akan memikirkan cara untuk menyelematkan mereka terlepas dari apakah akan berhasil atau tidak.

"Nek... Ini kebetulan yang sangat langka" Katanya dengan suara rendah

"Aku ini... Dukun pengusir iblis. Dapat warisan ilmu dari kakekku yang dulu dikenal sebagai 'dukun pemburu 100 iblis'..."

Orang-orang mulai berdatangan, penasaran dengan obrolan mereka berdua.

Dalam sekejap, Kael sudah berdiri di antara kerumunan warga desa yang memandangnya dengan penuh harapan.

Ia mengangkat tangan perlahan, memasang wajah serius dan misterius

"Tapi ingat.... Mengusir iblis itu tidak mudah, salah sedikit jiwa bisa hancur... Maka dari itu, aku membutuhkan semacam sesajen. Bisa dalam bentuk makanan dan uang"

"Ambil semua makanan dari gudang desa!" Seru seseorang

"Beri dia tempat tidur terbaik!"

"Ayo kumpulkan uang!"

Kael tersenyum ramah, meski dalam hatinya ia sangat ingin melompat-lompat saking senangnya. (Entah bagaimana anak itu bisa membuat para warga percaya sebegitunya)

Siang dan sore hari berlalu dengan cepat, kini tepat di waktu setelah magrib

Para warga desa berkumpul di alun-alun kecil. Api unggun di nyalakan dan Kael berdiri di tengah dengan jubah hitam yang dia minta khusus di jahit dari kain bekas gudang.

"Malam ini, aku akan berkomunikasi dengan para roh penjaga hutan!" Serunya sambil mengangkat tangan ke langit (merasakan arah angin)

Orang-orang terdiam, tegang dan percaya sepenuhnya. Padahal Kael sedang fokus menyusun narasinya dan memprediksi arah angin.

Dirasa waktunya sudah pas, Kael memulai drama nya

"Wahai roh leluhur. Jika kau disini, beri kami tanda" Ucapnya dengan suara parau dan mendalam

Sesuai prediksi, angin pelan mulai bertiup, beberapa daun kering jatuh ke api unggun dan api itu terlihat seperti berkedip sedikit.

Orang-orang mulai berbisik tegang

"Itu pertandanya... "

Dalam hati Kael berkata

"Itu cuma angin malam biasa, dasar kalian ini"

Ia terus melanjutkan, suara liriknya dibumbui tekanan emosional

"Terima kasih wahai roh leluhur... Aku telah melihat, mereka tidak menghilang karena iblis hutan, tapi di culik oleh manusia... Kami pasti akan mendapatkan anak-anak kami kembali"

"Semuanya!!!! Ulangi perkataanku... Kami akan menemukan anak-anak kami kembali!!!"

Para warga langsung bersorak dengan penuh semangat

"Kami akan menemukan anak-anak kami kembali!!!"

"Horraaaaaa!!!!"

Para warga yang awalnya lesu dan tidak bersemangat kini berhasil Kael rubah menjadi sebaliknya

"Nak... Berarti anak-anak kami masih hidup?" Seorang pria berkata dengan tubuh gemetar

"Tentu saja pak!... Kita akan menemukan mereka apapun yang terjadi" Tegas Kael dengan senyum lebar

"Tapi, aku membutuhkan sekitar 10 pemuda kuat dengan ranah minimal alam kelahiran tingkat 3"

"Tenang saja nak... Pemuda desa kami rata-rata memiliki ranah alam kelahiran tingkat 5" Seorang tetua maju

"Bagus, kita akan mulai pencarian malam ini... Tapi, 10 pemuda yang kuminta harus dilumuri dengan kotoran hewan ternak, apakah bisa? "

"Tentu saja nak... Beri kami waktu sebentar untuk mempersiapkan semuanya"

Tadi sore....

Kael berbincang-bincang dengan sistem tentang 15 pk- yang didapatkannya dari para bandit

Karena kesal dengan mereka, ia menyuruh sistem untuk memasangkan kesialan kepada mereka sebanyak 10 pk- (semakin banyak pk- yang diberikan pada seseorang maka ia kan mendapatkan kesialan yang semakin besar)

Dan berkat Kael memasangkan kesialan kepada bos bandit, ia bisa memantaunya dari jauh, fitur baru sistem terbuka dan membuat orang yang dipasangi kutukan bisa dipantau dari jauh. Konsepnya semacam cermin ajaib yang ada banyak di cerita kartun

Karena tempatnya atau markas mereka telah ditemukan, saatnya mempertemukan mereka yang seenaknya menjual tubuh milik orang lain dengan kemurkaan para warga desa yang kehilangan anak-anaknya...