Besok harinya berjalan sesuai rencana.
"Honkai impact 3" resmi mulai syuting.
Sebagai drama pertama Avalon semua orang bekerja keras untuk memberikan hasil yang baik.
Kiana, Mei, Bronya dan yang lainnya, Semua orang memainkan peran dengan baik.
Selama syuting banyak kejadian yang terjadi, mulai dari Kiana yang tidak sengaja menabrak kamera, atau Mei mencoba bersaing dengan bangboo chef yang mengurus makanan di tempat syuting, Teresa yang mengeluh kepada bangboo tentang tinggi badan, atau himeko yang selalu mabuk.
Setelah semua kejadian itu semua orang semakin dekat.
Satu bulan kemudian.
Setelah Caelus berteriak "Cut!" Seluruh kru dan pemeran menghela napas lega.
Setelah 1 bulan melakukan syuting tanpa henti, seluruh tenaga fisik dan mental sudah kelelahan.
Dan akhirnya mereka bisa beristirahat.
Alur awal drama "honkai impact 3" sudah selesai dan tinggal pacsa produksi akan di serahkan ke Ai chan.
"Ada yang mau pergi minum dengan ku sepulang kerja?"
Kata himeko sambil merangkul Teresa.
"Himeko besok kau akan mengajar? ,kau tidak boleh minum!"
Teresa yang kesal menyingkir dari himeko sambil memarahinya.
"Teresa ayolah jika begini terus kau tidak akan menikmati hidup."
"Himeko cara menikmati hidupmu itu berbeda dari orang lain! Jadi jangan samakan dirimu dengan yang lain"
Teresa terus memarahinya untuk terus mempertahankan martabat kepala sekola St.freya academy.
Himeko terlalu malas mendengarnya dan melihat yang lain.
"Jadi ada yang mau?"
"Saya mau pergi jika kau tidak keberatan?"
Cocolia menerima ajakan himeko.
Cocolia datang beberapa hari yang lalu setelah syutingnya di mulai.
Sudah lama dia tidak merasakan suasana meriah seperti ini sejak dia berhenti dari bandnya yang dulu dan mengadopsi Bronya setelah itu dia sudah sibuk dari pekerjaan di kantor dan urusan panti asuhan.
"Bagaimana denganmu Kiana? Kau sudah lulus sekolah jadi sudah waktunya dirimu merasakan dunia dewasa."
Himeko mengajak Kiana.
Teresa yang melihat keponakannya akan di nodai oleh himeko langsung bergegas.
"Himeko Hentikan! Kebiasaan burukmu untuk mengajak orang lain itu sungguh harus di hen-"
Sebelum Teresa bisa menyelesaikan keluhannya.
"Aku akan mentraktir mu jus pare"
"Sungguh! kalau begitu tunggu apa lagi ayo!"
Sikap Teresa 180 derajat langsung berubah.
Melihat ini semua orang tertawa lalu memutuskan ikut bersenang-senang juga.
Tentunya anak-anak di bawah umur minum jus.
Keesokan harinya Caelus terbangun di kasurnya.
Pagi yang cerah menyambut Caelus saat matanya perlahan terbuka. Cahaya matahari menyusup lewat sela tirai jendela, menghangatkan wajahnya. Ia menguap pelan, lalu menyadari sesuatu yang lembut dan sedang ia peluk erat—Bangboo.
"Eh… sejak kapan aku tidur sambil meluk kamu?" gumamnya dengan suara serak.
Bangboo hanya mengedipkan matanya yang besar, lalu memutar badannya pelan seperti robot peliharaan manja. Caelus tersenyum kecil.
Ia mengangkat tubuhnya dari kasur, duduk dengan tangan menopang kepala. Masih lelah. Pesta semalam benar-benar meriah, namun sayangnya dia memilih pulang lebih awal. Bukan karena tak ingin ikut, tapi... dia tahu batas. Hubungannya dengan mereka masih sebatas teman. Dan dia ingin menjaganya tetap begitu, untuk saat ini.
Tiba-tiba, suara getaran pelan terdengar dari meja samping tempat tidur. Telepon. Layarnya menyala.
[Panggilan Masuk: Nomor tidak di kenal]
Caelus mengerutkan alis. "Hah?"
Ia ragu sejenak, lalu mengangkat telepon.
"Hallo?"
Suara halus tapi penuh aura manipulatif menyapa dari seberang. "Halo, selamat pagi. Apakah ini Caelus? Nama yang cukup… eksotis."
"Ya, saya Caelus. Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku hanya ingin memastikan satu hal. Benarkah kau bos dari Avalon Entertainment?"
"...Benar, tapi maaf, Anda siapa ya?"
"Oh, maafkan aku. Namaku Otto. Otto Apocalypse. Dan kudengar cucuku bergabung dalam proyekmu. Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja."
Caelus terdiam. Matanya berkedip cepat.
"Cucu...? Otto? Tunggu... cucumu siapa?"
"Hm? Teresa, tentu saja. Teresa Apocalypse. Kepala Sekolah Akademi St. Freya. Rambut perak, suara keras, sedikit pendek untuk usianya—"
Caelus terkejut.
"Dia cucumu?!"
Otto Apocalypse, Uskup Schicksal sebuah organisasi religius dan militer yang besar di Eropa dan Bahkan setengah dari pasar ekonomi di sana di kendalikan olehnya.
Cukup mengejutkan bahwa Teresa adalah cucunya, Caelus awalnya tidak ingin memeriksa latar belakang Kiana dan yang lainnya karena alasan privasi tapi tampaknya Caelus harus memeriksa sedikit untuk menghindari masalah tidak perlu.
"Begitulah. Aku cukup kaget saat mendengar kabar dia berakting di drama buatanmu. Tentu, sebagai kakek yang bertanggung jawab, aku harus tahu dengan siapa dia bekerja."
Caelus menelan ludah, Otto ini walaupun sudah tua dia itu manusia paling licik yang pernah di kenal.
"Semuanya baik-baik saja kok. Teresa bekerja sangat profesional," jawabnya cepat.
"Senang mendengarnya." Otto tertawa pelan. "Kalau begitu, kuharap kau bisa menjaganya dengan baik tuan Caelus."
Sebelum Otto sempat menutup telponnya Caelus memotongnya.
"Tunggu sebentar tuan otto"
"Hm?"
"Jika anda memiliki waktu luang bagaimana kita bertemu seminggu kemudian? untuk membahas kerja sama"
"Hahaha, tuan Caelus anda cukup lucu. Tapi beritahu saya kenapa saya harus?"
Otto cukup meremehkan Caelus, dia telah memeriksa latar belakang Caelus sampai bersih dan dia hanya menemukan bahwa Caelus Hanya orang biasa yang memiliki kemampuan untuk membuat perusahaan.
Jika bukan untuk menghindari kecurigaan dari cucunya dan istrinya, dia pasti telah membuat Caelus menghilang sejak lama.
"Tuan Otto sebagai uskup Schicksal, anda sudah terlalu lama memimpin organisasi pasti anda sudah tua tapi waktu kita pernah bertemu dulu, anda terlihat sangat muda."
Otto mengerutkan keningnya, sejak kapan mereka pernah bertemu.
"Apa maksudnya itu?"
"Tentu saja anda tidak akan mengenali orang kecil seperti saya waktu di perayaan ulang tahun ratu Inggris dulu, oh ya! Kalau tidak salah dengar anda sedang membahas kerja sama dengan IPC tentang teknologi peremajaan? Bagaimana apakah kerjasamanya lancar."
"..."
Otto terdiam
"Tenang saja tuan Otto saya hanya mendengar hal tersebut dari rumor beredar."
Caelus tersenyum licik, walaupun Otto adalah orang licik tapi sayang dia bertemu dengan orang yang sama licik dengannya.
Otto terdiam, dia berpikir bahwa kerjasamanya dengan IPC telah diketahui oleh lawannya Anti-Entropy.
Kerjasama Otto dengan IPC lebih dari teknologi peremajaan dan bahkan kerjasama mereka bersifat jangka panjang dan rahasia jika di lihat proyek-proyek yang sedang di rencanakan, jadi hal ini tidak mungkin di ketahui oleh pihak ketiga bahkan jika itu dari pemerintah negara kecuali...?
"Aku salah."
Otto tersenyum dan menebak sesuatu.
"Hmm?"
Caelus terkejut.
"Aku salah menilai mu, kurasa saya harus menilai ulang tentang dirimu tuan Caelus."
'Orang biasa yang memiliki kemampuan untuk membuat perusahaan? Heh.. kurasa aku sudah mulai tumpul' pikir Otto.
Seharusnya dia sudah sadar dari detail informasi tersebut, di lihat dari latar belakangnya itu terlihat normal dan bahkan terlalu normal untuk seseorang yang memiliki kemampuan membuat perusahaan hiburan di wilayah Yudistira IPC kecuali orang tersebut special.
Otto tersenyum.
"Jadi apakah ajakan untuk kerja sama masih berlaku?"
Sepuluh menit kemudian.
Setelah jadwal pertemuan dengan Otto dan beberapa basa-basi , panggilan pun berakhir. Caelus menatap layar ponselnya lama.
"Yah... pagi yang damai berubah jadi penuh tekanan dalam lima menit."
Bangboo yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara: "Boop…?"
Caelus mendesah. "Iya, aku butuh kopi. Sekarang juga."
Caelus bersandar di tempat tidur. "Bangboo, kalau suatu hari aku menghilang secara misterius, tolong beritahu ke Ai-chan. Bahwa Otto pelakunya."
Bangboo mengangkat tangannya seperti hormat.