Prolog

Perang Pasifik semakin memanas kekaisaran Jepang yang awalnya unggul,kini terdesak oleh kekuatan sekutu dengan armada mereka yang semakin menipis,komando tinggi militer jepang memutuskan untuk menggunakan taktik terakhir Tokubetsu kogekitai, atau yang lebih dikenal sebagai kamikaze pasukan pilot yang rela mengorbankan diri dengan menabrakkan pesawat mereka ke kapal musuh.

Kemengan di langit biru

Kaito hayabusa seorang pemuda berusia 21 tahun dari desa kecil di Kyushu, dulu bercita cita menjadi pilot untuk membanggakan keluarganya.namun, perang mengubah segalanya.setelah lulus dari penerbangan,ia terpilih menjadi bagian dari unit kamikaze.

Malam sebelum misi terakhirnya,Kaito menulis surat untuk adiknya Yuna

"Yuna maafkan aku tidak bisa kembali pulang.aku melakukan ini agar kau dan ibu bisa hidup di jepang yang damai".

Misi Tanpa Kembali

Pagi itu, cuaca cerah.Kaito dan sembilan pilot lainnya bersiap di landasan. Mereka mengenakan Hachimaki (ikat kepala) bertuliskan hissho (pasti menang).dengan senyum getir, mereka minum sake terakhir sebelum masuk ke ruang konpit pesawat yang di penuhi bahan peledak.

Saat mesin meraung, Kaito teringat janjinya pada ayahnya yang gugur di Medan perang "jagalah kehormatan kita, nak.

TABURAN BUNGA SAKURA

DI atas Laut Filipina armada Amerika terlihat.kaito mengarahkan pesawatnya ke kapal induk USS Lexington. Peluru Anti pesawat menari di sekelilingnya namun ia terus terbang.

Sebelum pesawatnya menghantam, ia sempat melihat bayangan bunga sakura simbol kehidupan yang singkat namun indah.

Tahun 2023,Yuna yang kini sudah tua mengunjungi monumen kamikaze di chiran. Ia meletakkan bunga di depan nama Kaito meski sejarah menilai kamikaze dengan beragam perspektif, bagi Yuna kakaknya adalah pahlawan yang mengorbankan segalanya demi apa yang ia percayai.