Jantung Abigail berdegup kencang saat kata-kata Jamal menggantung di antara mereka.
Dia telah berbicara. Dengan suara keras.
Dan dia mendengarnya.
Dia dengan cepat meraih ponselnya, menghentikan musiknya, sebelum menatapnya tajam. Mata cokelatnya menatapnya, tajam dengan kejutan dan sesuatu yang lain— sesuatu yang hilang antara rasa ingin tahu dan hiburan.
Pikirannya berhenti mencari penjelasan, tetapi dia tahu tidak ada yang bisa dijelaskan. Sebaliknya, dia menghela napas tajam dan mengangkat tangannya untuk memberi isyarat, [Saya tidak berbagi detail pribadi dengan orang asing.]
Jamal mendengus, menggelengkan kepalanya. "Ironis dari seseorang sepertimu yang bertanya pertanyaan pribadi kepada orang asing. Orang macam apa yang berpura-pura bisu padahal bisa berbicara?"