Bab 28: Di Ambang Senyap

Tujuh hari sebelum meteor jatuh.

Langit tampak semakin jernih, namun bukan karena cuaca membaik. Partikel halus dari orbit luar mulai mengubah bias cahaya, menciptakan pantulan aneh yang tak terjelaskan oleh sains biasa. Dunia di permukaan masih berjalan seolah biasa, namun di balik dinding-dinding pangkalan, semua orang tahu: inilah garis batas, momen krusial sebelum kehancuran total.

Di ruang komando utama, Yueyue berdiri di depan layar besar, menatap jaringan sistem yang kini bekerja sepenuhnya dalam mode tertutup.

Pix melaporkan, "VigilNet aktif penuh. Semua node bekerja sempurna. Sistem komunikasi internal stabil. Pemindaian anomali atmosfer dilakukan setiap dua menit, tanpa henti."

"Bagaimana dengan firewall dan jaringan medis?" tanya Yueyue, suaranya tenang namun penuh antisipasi.

Lin Mei menjawab dari layar samping, wajahnya terpantau serius, "Sudah kami uji berulang kali. Simulasi overload lulus semua parameter. Bahkan jika generator utama padam, pusat medis bisa bertahan 36 jam tanpa pasokan tambahan, didukung oleh sistem energi cadangan."

Han Zhi memberikan laporan dari ruang pengawasan: "Satelit mencatat aktivitas kendaraan militer di beberapa negara besar. Beberapa zona radar sipil juga dimatikan. Ada kemungkinan pemerintah sudah tahu sesuatu yang besar, namun mereka belum mengumumkannya secara besar-besaran."

Beberapa waktu lalu, melalui koneksi ArchaByte dan Ming Group, Yueyue telah memerintahkan pemasangan kamera pengawas berteknologi tinggi di berbagai tempat strategis di beberapa kota besar di negara F, tempat mereka tinggal. Kamera-kamera ini disamarkan sebagai bagian dari proyek 'Smart City' atau 'Peningkatan Keamanan Publik', namun sebenarnya terhubung langsung ke VigilNet di pangkalan Lotus. Sistem ini memungkinkan mereka memantau pergerakan massa, aktivitas tak biasa, dan kondisi kota secara real-time, memberikan keunggulan informasi yang tak dimiliki siapa pun.

Wen Ruo menambahkan, "Aku baru saja menerima sinyal publikasi dari jaringan berita nasional." Tiba-tiba, ia mengaktifkan tayangan televisi yang sedang siaran langsung. Di layar, seorang juru bicara pemerintah, mengenakan setelan resmi dan nada serius, berkata:

“Dalam beberapa hari ke depan, diperkirakan ada beberapa meteor berukuran besar akan memasuki atmosfer Bumi. Kami sedang memantau lintasannya secara ketat. Untuk keamanan, warga diminta menghindari perjalanan jarak jauh dan tetap berada di rumah jika tidak ada keperluan penting. Pusat informasi darurat akan dibuka dalam 48 jam ke depan.”

Ruangan komando mendadak hening.

Yueyue perlahan menutup tablet dan menghela napas dalam. "Mereka akhirnya bicara. Tapi terlalu lambat. Dan tidak menjelaskan apa-apa tentang sifat sebenarnya dari dampak ini atau gelombang elektromagnetik. Mereka masih memegang informasi yang paling penting."

Ming Xiu menatap layar, rahangnya mengeras. "Mereka ingin menghindari kepanikan massal."

"Padahal sebagian besar orang tidak butuh waktu untuk panik. Mereka butuh waktu untuk bersiap," jawab Yueyue datar, matanya menyiratkan kekecewaan. "Dan sekarang... waktu itu hampir habis."

Malam itu, pengecekan terakhir dilakukan di seluruh pangkalan.

Ming Xiu memeriksa generator utama dan cadangan energi, memastikan semua tangki terisi penuh bahan bakar. Han Zhi mengecek ulang sensor gerak, kamera drone yang tersebar di perimeter, dan jalur evakuasi darurat yang tersembunyi. Lin Mei dan tim medisnya menyusun ulang kit darurat untuk skenario luka massal, memastikan setiap peralatan pada tempatnya. Zhou Liang dan Xia Feng berkeliling, mengawasi langsung pos-pos keamanan dan memastikan para penjaga siaga penuh, memeriksa setiap detail dengan cermat.

Yueyue sendiri berjalan perlahan ke setiap pusat sistem: komunikasi, logistik, pusat kendali utama, dan jalur bawah tanah. Ia menyalakan kristal penanda satu per satu, tanda bahwa semua jalur telah siap, semua sistem terkunci pada mode pertahanan.

Setelah menyelesaikan pengecekan di seluruh pangkalan, Yueyue kembali ke ruang komando utama. Di sana, Ming Xiu sudah menunggunya, sebuah tablet kecil di tangannya menampilkan layar penting.

Ia mengangkat tablet kecil dan memperlihatkan satu layar:

[KODE AWAL PROTOKOL VIGIL]

Status: Menunggu Konfirmasi Final

>> TINGGAL TEKAN UNTUK MENGUNCI SISTEM DUNIA

Yueyue menatap layar itu, raut wajahnya tegang. Ia tahu ini adalah keputusan paling krusial. "Saat semua akhirnya tahu, mungkin sudah terlalu terlambat bagi mereka," gumamnya, suaranya nyaris berbisik.

Pix muncul dengan suara lebih lembut dari biasanya, seperti bisikan angin. "Tapi kita tidak terlambat. Kita sudah menyiapkan tempat ini... untuk harapan yang baru."

Yueyue menatap tablet itu. Jari telunjuknya menggantung di atas perintah konfirmasi. Ia menarik napas panjang, mengumpulkan setiap tekad yang ia miliki, lalu dengan mantap menekan tombol itu.

PROTOKOL VIGIL: AKTIF.

SELURUH SISTEM BERUBAH KE MODE PERTAHANAN.

KONEKSI GLOBAL: DIPUTUSKAN.

Dunia luar akan segera diam. Dan pangkalan ini akan berdiri sendiri, dalam kesenyapan yang disengaja, dan dalam persiapan untuk menghadapi badai yang akan datang.