Hari kelima sebelum meteor jatuh.
Langit semakin terang, bukan karena matahari yang beranjak naik, melainkan karena pantulan cahaya dari ribuan fragmen yang kini memenuhi orbit bumi. Mereka tampak seperti taburan intan di angkasa, indah namun mematikan. Suara peringatan samar dari pemerintah kini tak lagi bisa diabaikan. Berbagai negara mulai mengumumkan "Fenomena Astronomi Langka" dan menyarankan warganya untuk mencari perlindungan, tanpa menyebut detail yang sebenarnya. Panic buying dan kekacauan di kota-kota besar meningkat drastis. Jalanan mulai macet, toko-toko kosong, dan sirene polisi meraung di mana-mana.
Di pangkalan, suasana terasa tegang namun teratur. Lampu-lampu darurat menyala, memberikan cahaya redup di koridor-koridor baja yang kokoh. Udara di dalam pangkalan tetap sejuk dan bersih, berkat sistem filtrasi yang bekerja optimal.
"Evakuasi tahap satu mencapai 85 persen, Yueyue!" Pix melapor, hologramnya kini berbentuk drone pengawas yang sibuk memantau setiap pintu masuk. "Gelombang pertama rombongan sudah tiba di gerbang utama. Sekitar 400 orang, termasuk karyawan ArchaByte dan Ming Group, serta keluarga mereka."
Yueyue mengangguk, matanya fokus pada layar yang menampilkan visual kedatangan mereka. "Buka gerbang satu dan dua. Aktifkan protokol karantina ringan. Lin Mei, tim medis siap di pos pemeriksaan."
Ming Xiu berdiri di sampingnya, mengenakan seragam pangkalan yang baru dirancang—hitam pekat dengan logo teratai perak kecil di dada. "Para pekerja konstruksi pangkalan yang sudah terdaftar juga sudah berkumpul di titik evakuasi yang ditentukan. Total ada 150 orang dari tim inti pembangunan, termasuk keluarga mereka."
Ming Zhen mengangguk. "Itu artinya, dengan 50 anggota tim inti dan keluarga kita, serta para pekerja di pangkalan, kita akan menampung sekitar 600 orang di tahap awal ini."
Pintu-pintu baja raksasa gerbang utama pangkalan bergeser terbuka dengan suara desis hidrolik. Deretan kendaraan pribadi dan bus-bus kecil yang telah dimodifikasi mulai masuk perlahan. Wajah-wajah yang turun dari kendaraan tampak pucat dan lelah, namun ada secercah harapan di mata mereka saat melihat dinding pangkalan yang menjulang tinggi.
Tim keamanan, dipimpin oleh Zhou Liang dan Xia Feng, menyambut mereka dengan ketenangan profesional. "Selamat datang di fasilitas kami. Ikuti instruksi kami," kata Zhou Liang, suaranya mantap.
Mereka diarahkan ke pos pemeriksaan medis, di mana Lin Mei dan timnya menyambut dengan senyum ramah namun waspada. Prosedur standar karantina dilakukan: pemindaian suhu, disinfeksi, dan pemeriksaan gejala awal. Beberapa orang terlihat kebingungan, namun mereka patuh.
"Ini cuma program kesehatan perusahaan, kan?" tanya seorang manajer IT ArchaByte, matanya memantau sekeliling dengan cemas.
Lin Mei tersenyum tipis. "Anggap saja ini retreat paling ketat yang pernah Anda alami. Demi kesehatan dan keselamatan bersama."
Setelah melalui pemeriksaan, para pendatang diarahkan ke bangunan-bangunan tempat tinggal yang baru selesai dibangun di area dalam pangkalan. Suasana di dalam bangunan itu terasa hangat, dengan cahaya lampu yang stabil dan sirkulasi udara yang baik. Robot-robot rumah tangga yang telah diprogram Yueyue sebelumnya kini sibuk memastikan tempat tidur terpasang dan kebutuhan dasar seperti air minum dan selimut tersedia di setiap kamar.
"Kita sudah siapkan semuanya, Pak, Bu," kata salah satu anggota tim logistik, berusaha menenangkan. "Cukup aman di sini."
Di ruang komando, Yueyue memantau proses relokasi. Sinyal "Echo_92-A" masih aktif, kini memancarkan serangkaian koordinat yang berubah-ubah di belahan bumi lain, seolah sedang melakukan pemindahan besar-besaran.
Tiba-tiba, layar utama berkedip merah.
PERINGATAN DARURAT! PERINGATAN DARURAT!
Sebuah siaran darurat dari pemerintah nasional muncul, wajah seorang pejabat senior tampak tegang. "Kami mengonfirmasi adanya objek luar angkasa berukuran besar yang diperkirakan akan memasuki atmosfer bumi dalam perkiraan 5 hari ke depan. Kami menghimbau seluruh warga untuk mencari tempat berlindung yang aman, menjauhi area perkotaan padat, dan menimbun persediaan. Ini bukan simulasi. Ini adalah ancaman nyata."
Suara pejabat itu bergetar, membenarkan apa yang Yueyue sudah ketahui. Namun, bagi publik, pengumuman ini justru memicu gelombang panik yang tak terbendung. Kerusuhan meledak di kota-kota. Suara tembakan dan jeritan mulai terdengar melalui feed kamera VigilNet.
Yueyue menatap Ming Xiu. "Sudah dimulai," bisiknya. "Malam ini… menuju malam terakhir bagi dunia lama."
Ming Xiu menggenggam tangannya erat. "Tetapi fajar… akan datang sebagai awal dari dunia baru kita."