Bab 32: Detak Jam Terakhir

Hari Ketiga sebelum meteor jatuh.

Kepanikan di luar mencapai puncaknya. Dari layar VigilNet di ruang komando, mereka bisa melihat kota-kota besar berubah menjadi lautan kekacauan. Jalanan tersumbat oleh kendaraan yang ditinggalkan, gedung-gedung tinggi tampak kosong melompong. Beberapa tayangan menampilkan penjarahan yang tak terkendali, bahkan bentrokan sengit di antara warga yang putus asa. Suara tembakan dan jeritan adalah melodi pengiring bagi akhir sebuah era.

Di dalam Pangkalan Lotus, suasana justru kontras. Ribuan lampu LED terang benderang menerangi setiap koridor, dapur, dan tempat tinggal. Udara segar yang disaring mengisi paru-paru, dan aroma makanan hangat dari dapur pangkalan yang telah disiapkan tim logistik mulai tercium. Penghuni baru, meskipun masih tampak cemas, mulai menemukan ritme baru. Mereka mengikuti jadwal yang teratur, mulai dari pembagian logistik hingga sesi pengarahan darurat. Lin Mei dan tim medisnya sibuk di pusat kesehatan, merawat mereka yang mengalami stres berat atau cedera ringan dari luar.

Ming Lan terlihat bersemangat, mengajari beberapa anak kecil cara mengoperasikan jam tangan pintar hologram mereka. "Lihat! Kita bisa nonton kartun di sini, atau main game!" serunya riang, berusaha menanamkan rasa normal di tengah keanehan.

"Evakuasi tahap terakhir akan dimulai malam ini, Yueyue," lapor Ming Xiu saat mereka berada di ruang komando. "Ini untuk sisa personel penting dan keluarga mereka yang paling sulit dijangkau. Setelah itu, gerbang pangkalan akan ditutup total."

Yueyue mengangguk. "Aktifkan sistem deteksi perimeter penuh. Zhou Liang, Xia Feng, pastikan tidak ada penyusup atau ancaman tak terduga yang mendekat di radius 5 kilometer. Pertahankan komunikasi dengan tim di luar sampai detik terakhir."

Di layar besar, Wen Ruo memproyeksikan data orbit meteor. "Objek utama akan terlihat jelas di langit dalam 24 jam ke depan. Dampak elektromagnetik masif diperkirakan akan melanda dalam 48 jam setelahnya. Dan… sinyal dari Echo_92-A semakin aneh."

"Aneh bagaimana?" tanya Yueyue, mendekat.

"Mereka mengirimkan pola binary yang berulang, seolah mencoba menautkan frekuensi," jelas Wen Ruo. "Dan ada data lokasi yang bergeser cepat. Sepertinya mereka juga sedang bergerak, mungkin menuju pangkalan mereka sendiri."

Pix, yang muncul di layar kecil, menampilkan analisis frekuensi. "Sinyal mereka tidak terhubung ke jaringan publik mana pun. Sangat independen. Mereka tampaknya punya teknologi komunikasi yang setara atau bahkan lebih maju dari yang kita miliki untuk menghadapi radiasi elektromagnetik."

"Coba kirim sinyal balasan. Dengan frekuensi yang sama," perintah Yueyue. "Sertakan kode keamanan dasar kita. Jangan berikan lokasi. Hanya konfirmasi bahwa kita menerima sinyal mereka."

Ming Xiu menatapnya. "Kamu yakin, Yueyue? Kita tidak tahu siapa mereka."

"Mereka bertahan selama ini, dan mereka mendeteksi apa yang akan datang," jawab Yueyue. "Di dunia yang akan hancur ini, punya potensi sekutu yang punya teknologi setara… itu peluang yang tidak bisa kita abaikan. Kita butuh informasi dari arah lain juga."

Wen Ruo mulai mengetik cepat, mengirimkan gelombang data yang kompleks ke frekuensi Echo_92-A. Beberapa detik kemudian, sebuah notifikasi muncul di layar: "Pattern Link Acknowledged. Stand by."

Yueyue menghela napas. "Baik. Sekarang kita tahu mereka ada. Dan mereka tahu kita ada."

Malam pun tiba. Lampu-lampu kota di kejauhan mulai berkedip, beberapa padam total, menciptakan tambalan kegelapan yang meluas. Suara kerusuhan di VigilNet berangsur-angsur melemah, digantikan oleh keheningan yang mencekam—sebuah keheningan yang jauh lebih menakutkan daripada hiruk pikuk sebelumnya.

Evakuasi tahap terakhir berhasil membawa 100 orang tambahan, termasuk beberapa ilmuwan dan insinyur penting dari perusahaan mitra yang berhasil diselamatkan tim keamanan. Dengan ini, total penghuni Pangkalan Lotus kini mencapai sekitar 1.000 orang.

Di pangkalan, gerbang utama ditutup untuk terakhir kalinya dengan bunyi lockdown yang berat. Udara di luar perlahan berubah, membawa bau aneh—campuran ozon, debu, dan sesuatu yang lain, sesuatu yang dingin dan asing.

"Pangkalan dalam lockdown total, Yueyue," lapor Zhou Liang melalui komunikasi internal. "Tidak ada pergerakan terdeteksi dari luar."

Yueyue berdiri di ruang komando, memandang langit di layar utama. Sebuah titik cahaya raksasa mulai terlihat, tumbuh perlahan, memancarkan aura merah samar.

"Waktu terus berdetak," bisik Ming Xiu di sampingnya, meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Kita siap, Sayang."

Yueyue hanya mengangguk, matanya tak lepas dari langit yang kini tampak seperti luka terbuka yang membesar. Detik-detik terakhir sebelum kehancuran total.