Feng Ling Tian Xia

Chu Yang, Guru Pedang Sembilan Kesengsaraan yang ke-9, mengorbankan hampir segalanya yang dia miliki demi meningkatkan seni bela dirinya, termasuk cinta dalam hidupnya. Setelah menghabiskan tiga tahun mencari potongan kelima dari Pedang Sembilan Kesengsaraan, dia disergap dari semua sisi di tempat itu. Terluka parah tanpa cara untuk melarikan diri, Chu Yang melaksanakan teknik pengorbanan dengan menusukkan Pedang Sembilan Kesengsaraan ke jantungnya sendiri. "Dengan darah dari hatiku, sepuluh ribu kesengsaraan akan runtuh!"

Setelah menyaksikan kematian semua penyerangnya, pandangan Chu Yang mulai menggelap. Di kejauhan, beberapa saat sebelum kematiannya, dia melihat dalang yang merencanakan kejatuhannya — Mo Tian Ji. Dengan itu, matanya akhirnya tertutup.

Namun, dengan tiba-tiba, Chu Yang terbangun kembali dan mendapati bahwa dia kembali ke usianya yang keenam belas! Lebih jauh lagi, Roh Pedang dari Pedang Sembilan Kesengsaraan sekarang bersemayam di dalam Dantian-nya, pusat energi tubuhnya! Dari saat itu, Chu Yang kemudian mulai memperbaiki semua penyesalan masa lalunya, dan mengukir legendanya sendiri dengan memenuhi takdirnya sebagai Guru terakhir Pedang Sembilan Kesengsaraan, dan mengalahkan Iblis Surgawi di luar wilayah Benua Sembilan Langit.

Melampaui Sembilan Langit

Pada saat ini, Chu Yang dan Gu Duxing dapat dengan jelas mendengar suara napas berat. Tampaknya berasal dari kecemasan besar mereka. Mereka berbalik saling memandang dan tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis.


Jika bukan karena ketahanan mereka, mereka mungkin sudah terguling ke lantai dan tertawa terbahak-bahak.


Mereka dapat melihat bahwa dua orang yang mengaku sebagai Casanovas, Tuan Muda Ji Mo dan Luo Kedi, sedang berjalan kaku dengan dua wanita muda memegang lengan mereka. Dengan dada yang dibusungkan dan punggung yang lurus, tubuh mereka tampak sangat canggung. Bahkan meskipun mereka berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan wajah tenang, jejak kecemasan masih terlihat...


Ini terutama terjadi pada Ji Mo. Beberapa tetes keringat telah muncul di atas hidungnya.


Bagaimana mungkin ini bisa menjadi perilaku Casanovas?


Ji Mo tidak mendengar apa-apa. Dia sudah tidak ada di dunia ini sejak wanita muda berpakaian putih memegang lengannya.


Tiga Guru dan Master Kecapi!