Patung jenderal itu hidup bahkan sebelum mendarat. Keempat kuku kuda perang itu menginjak api. Patung tersebut menyerbu dari udara ke arah pembunuh yang masih berdiri di tiang.
Tiang itu hancur berkeping-keping, dan pembunuh itu ketakutan setengah mati. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melompat menjauh dan terus melemparkan pedang terbang pada saat yang bersamaan.
Clang! Clang! Clang!
Pedang terbang yang mampu mematahkan logam dan batu bertubrukan saat mengenai jenderal itu, lalu jatuh ke tanah.
Jenderal tersebut tidak terluka. Dia melemparkan tombaknya.
"Apa-apaan ini?!"
Pembunuh itu merasakan kekuatan dahsyat dari tombak tersebut dan berteriak ketakutan. Berkat kelincahannya, dia mampu menghindari serangan itu, tetapi dia terjatuh sekitar tiga puluh kaki kebelakang dengan keadaan malu.
Ketika dia bangkit berdiri, dia segera melemparkan pedang terbang ke Jiang Chen.