Kota Naga Hitam Diserang!

Di Kota Naga Hitam, nyonya pertama Su Quan sedang menikmati teh yang sangat mahal di halamannya. Pembantu dan pelayan dalam pakaian berwarna cerah berdiri di sampingnya.

Halaman itu luas. Meja teh terbuat dari kayu merah dan tampak sangat mewah, cukup besar untuk sepuluh orang duduk di sekitarnya.

Tapi kesempatan seperti itu jarang terjadi. Para nyonya lain di Kota Naga Hitam mengenalinya terlalu baik untuk mengganggunya.

Dia berasal dari keluarga besar di Lapangan Naga, jadi dia merasa terhina dalam hatinya terhadap penduduk setempat. Walaupun dia menutupinya dengan baik, siapa pun bisa merasakan kesombongan dan hinanya saat berurusan dengannya.

Su Quan sangat menikmati kesunyian. Akhir-akhir ini, dia selalu berseri-seri.