Lin Bei sudah tidak tidur semalaman, terus waspada.
Setelah tertunda, kini dia merasakan gelombang kantuk dan tanpa sadar jatuh tidur lelap.
Zhao Liang mematikan mesin di garasi bawah tanah Grup Ding Sheng.
Melihat Lin Bei tidur dengan nyenyak, dia tidak bersuara untuk mengganggunya.
Zhao Liang hanya diam-diam memperhatikan Lin Bei.
Lin Bei sangat tampan, dan semakin dia melihat, semakin berkarisma dia terlihat—daya tarik maskulin.
Saat dia memperhatikan, mata Zhao Liang melembut, dan tergerak oleh dorongan hati, dia mendekat untuk mencium bibirnya.
Namun, tepat pada saat itu, Lin Bei tiba-tiba membuka matanya.
Untuk sesaat, mata mereka bertemu.
Jantung Zhao Liang berdetak kencang, dan bahkan daun telinganya terasa terbakar panas.
Dia cepat mundur, mencoba mengendalikan napasnya sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan dengan panik.
"Apa yang sedang kamu coba lakukan?" tanya Lin Bei.