Tubuh Dewa Abadi yang tergeletak di tanah samar-samar menggerakkan jari-jarinya dan perlahan membuka matanya.
Dibangkitkan dari kematian, metode makhluk surgawi yang terhormat ini sungguh luar biasa.
"Siapa aku? Di mana aku? Bukankah aku sudah mati?" Mu Can bertanya pada dirinya sendiri dengan bingung, bergumam.
"Benar, aku adalah Mu Can, disergap hingga mati oleh seseorang." Mu Can mengingat sejenak dalam hidupnya.
Ketidakrelaan yang intens di hatinya; setelah menahan berbagai penderitaan, akhirnya dia menemukan Buah Ilahi yang bisa menyembuhkan Mu Can, tetapi dia diserang dan dibunuh oleh seseorang yang seharusnya menjadi rekannya.
"Aku sudah mati, jadi di mana aku?" Mu Can duduk dengan lembut.
"Ayah." Mata Mu Can berlinang air mata, meskipun orang di depannya tampak sepenuhnya berbeda dari Mu Can, dia tahu bahwa orang ini adalah ayahnya, Mu Can.