"Jika kamu tidak memiliki jejak hukum, maka kamu bukan siapa-siapa. Tapi mungkin... justru karena itu, kamu bisa menjadi segalanya."
– Sierra Veyra
---
Kota Valterim, Ibukota dari 7 Lattice Resmi. Dindingnya berdiri megah, dibangun dari batu yang menyimpan ukiran hukum. Di puncak Menara Adjudicium, jam keadilan berdentang pelan — menandakan bahwa dunia masih berjalan sesuai aturan.
Di bawahnya, seorang remaja laki-laki dengan rambut hitam kusut dan mata kosong terduduk di pinggiran air mancur, dikelilingi anak-anak yang mencibir.
“Lihat dia. Masih hidup aja udah pelanggaran hukum,” kata seorang.
“Dia tuh nullborn, bukan? Bahkan Lattice gak bisa ngelacak dia!” kata lainnya.
“Pfft. Mungkin dia cuma error. Gak akan lama sebelum para Penegak nyeret dia ke Void Chamber.”
Reikhal diam saja. Dia sudah mendengar semuanya ribuan kali. Sejak kecil, tak ada Orderprint muncul di tubuhnya. Bahkan alat pendeteksi hukum menampilkan layar kosong. Zero law. Zero signature. Zero existence.
Tapi dalam dirinya, ada sesuatu yang lain.
Malam kemarin, ia bermimpi lagi. Bukan mimpi biasa.
Dalam mimpi itu, ia berjalan di atas lantai kaca, dan di bawahnya ada jutaan dunia — dunia yang saling tumpang tindih, penuh warna, bentuk, dan hukum berbeda. Ia melihat makhluk berbentuk huruf. Langit terbuat dari pikiran. Bahkan waktu yang bergerak mundur.
Dan dalam pusat semuanya — ada dirinya. Berdiri, dengan tangan yang terbuat dari ketiadaan. Dan suara berkata:
“Kamu bukan bagian dari sistem mana pun. Tapi kamu juga bukan luarannya.
Kamu adalah akar semua penyimpangan.
Bangunlah, Reikhal. Dunia takkan bisa memenjarakanmu lebih lama.”
Ketika ia bangun, ia menemukan sesuatu terukir di lengannya — bukan luka, bukan tinta, tapi seperti retakan realitas.
[VOID ROOT AWAKENED]
---
Valterim, Sekolah Hukum Realitas – Kelas Pendahuluan
Reikhal dipaksa ikut ujian masuk sebagai syarat untuk “membuktikan eksistensinya”. Di depannya, para siswa lain sudah memanggil Orderprint mereka.
Satu per satu menampilkan kekuatan hebat:
Perintah pembekuan waktu
Pemanggilan logika berbentuk pedang
Pemrograman ulang nasib lawan
Ketika giliran Reikhal, seluruh sistem pendeteksi mati.
Satu suara dari kepala penguji keluar:
“...Tidak terdeteksi. Sistem tidak bisa memverifikasi realitas subjek.”
Semua mata menatap Reikhal. Lagi.
Tapi kali ini... Reikhal tersenyum.
Dan saat senyuman itu muncul, semua hukum di ruangan berhenti berlaku. Api berhenti membakar. Bayangan melayang ke atas. Gravitasi berubah arah. Waktu tersangkut. Bahkan hukum sebab-akibat tercabut dari tempatnya.
Seluruh ruangan bergetar. Kemudian hening.
[LATTICE ANOMALY DETECTED]
[PROTOCOL: GOD-SENTINEL INITIATED]
Di luar dimensi realitas…
Di antara para dewa penjaga Lattice, Alarm Primordial menyala.
“Voidborn telah kembali,” bisik satu dewa.
“Tidak. Bukan kembali. Ia telah... terbangun.”
“Aktifkan Pilar Ketiga Belas.”
Dan jauh di kedalaman, sesuatu membuka mata.
Mata itu tidak memantulkan cahaya — justru menghapusnya.