Lu Yang dengan singkat menjelaskan kepada Pang Duoduo asal muasal pertapa Xuan Yang.
Kemudian Pang Duoduo tercengang.
"Kakak ipar, apakah saat itu kamu baru berusia delapan atau sembilan tahun?"
"Kamu baru belajar melukis dua atau tiga tahun?"
"Kamu tidak tahu gurumu menjual lukisan-lukisan ini?"
"Kamu..."
Pertanyaan-pertanyaan Pang Duoduo beruntun seperti deretan tembakan meriam.
Jelas sekali betapa terkejutnya dia, dengan emosinya yang berfluktuasi liar.
"Baiklah, baiklah, jangan lebay. Ini cuma dasar aja," kata Lu Yang dengan santai sambil melambaikan tangan.
Mata Pang Duoduo mulai berkilauan dengan bintang-bintang.
Dia merasa sangat bersalah atas kesalahpahaman yang dia miliki sebelumnya tentang kakak iparnya.
Saat ini, di matanya, kakak iparnya sudah memiliki aura yang tidak bisa lebih cemerlang lagi.
"Kakak ipar, bisakah kamu memberikanku lukisan ini?" Akhirnya, Pang Duoduo melihat potret dirinya sendiri.
Dia sangat menyukainya! Sangat suka sekali.