Dalam sekejap, cahaya terang muncul dan perlahan memenuhi pandangannya. Tubuhnya terasa ringan, seolah melayang tanpa arah. Di tengah kekosongan itu, suara digital terdengar jelas di telinganya:
『Selamat datang di Theo: Gate of Aether.
Harap tentukan identitas awal Anda.』
Tepat di depan Arael, muncul antarmuka hologram transparan yang melayang di udara. Di dalamnya terdapat pilihan ras dan senjata awal yang bisa dipilih.
Arael mengangkat alis. “Oke, bagian pilih karakter... klasik,” gumamnya.
Ia melihat satu per satu siluet ras yang tersedia. Ada manusia, elf, dwarf, werewolf, dan vampir,. Setiap siluet disertai deskripsi singkat dan kelebihannya masing-masing.
"Hmm, untuk ras, sudah pasti aku ambil Human. Lagipula, aku tidak ingin bentukku jadi aneh. Seingatku, ras werewolf di awal permainan masih berupa monster serigala. Kalau vampir...," gumamnya sambil menyentuh opsi Human di antarmuka itu.
Tanpa ragu, ia menunjuk siluet Human.
「Pilihan Ras: Human telah dikonfirmasi.」
'Menjadi manusia lebih baik. Meskipun keunggulannya tidak setajam ras lain, tapi sudah cukup fleksibel—seimbang dalam serangan, ketahanan, dan kelincahan,' pikirnya.
『Silakan sesuaikan penampilan karakter Anda.』
Seketika, cahaya membentuk sosok 3D menyerupai Arael tepat di depannya—seperti bayangan diri sendiri yang hidup. Sosok itu tampak nyata, bisa dilihat dari segala sudut, seolah berdiri bersamanya di dunia yang sama.
Arael menatap sosok itu. "Wah, benar-benar. Bahkan jerawat kecil di dagu pun kelihatan."
Berbagai pilihan pengaturan muncul di sekitar hologram: bentuk wajah, warna mata, tinggi badan, gaya rambut, bahkan detail kecil seperti warna kulit dan bentuk alis.
Ia mengedip pelan, lalu tersenyum tipis.
"Buat apa susah-susah bikin penampilan baru? Lagipula, diriku yang sekarang sudah cukup oke, kan?" Ia tersenyum kecil, seolah sedang memuji dirinya sendiri.
「Penampilan karakter telah dikonfirmasi.」
『Harap tentukan Nickname Anda.』
Sebuah kotak teks melayang, siap diisi. Arael berpikir sebentar, lalu mengetik cepat.
“Rylear.”
「Nickname ‘Rylear’ telah dikonfirmasi. Nickname ini unik dan tidak dapat diubah.」
『Silakan pilih senjata awal Anda.』
Di sekeliling Arael, berbagai senjata mulai bermunculan—semuanya dalam bentuk nyata dan detail, seperti bisa langsung digenggam. Setiap senjata disertai deskripsi singkat dan atribut utamanya.
Arael menyilangkan tangan dan mengamati satu per satu, lalu mengomentari sambil terkekeh sendiri:
— Shortsword
Stat Utama: STR
Stat Pendukung: AGI, DEX
"Senjata klasik. Kalau pakai ini udah jadi user pasaran,"
— Halberd
Stat Utama: STR
Stat Pendukung: AGI
"Kelihatan keren, tapi ujung-ujungnya disebut job monyet sama user katana,"
— Bow
Stat Utama: DEX
Stat Pendukung: AGI, STR
"Pasti kebanyakan kalo bukan cewe yang make, pasti user yang takut main jarak dekat,"
— Shield
Stat Utama: VIT
Stat Pendukung: MTL, AGI
"Aku minat, tapi kalo aku yang make. Pasti bakal di ceramahin Bagas,"
— Dual Daggers
Stat Utama: AGI
Stat Pendukung: DEX, STR
“Cepat dan keren, tapi kebanyakan freestyle damage kreditan,”
— Katana
Stat Utama: AGI
Stat Pendukung: STR, DEX
"Takut kalo ambil ini, nanti di katain sama user two-hand, cari yang lain. Main aman aja,"
— Gloves
Stat Utama: AGI
Stat Pendukung: VIT, DEX
"Jadi inget slogan 'Tinjuku tidak mungkin meleset', ytta"
— Crossbow
Stat Utama: DEX
Stat Pendukung: STR, AGI
“Versi sibuk dari bow. Ribetnya dua kali lipat.”
— Greatsword
Stat Utama: STR
Stat Pendukung: VIT
"Job yang dipake player top rank, tapi serangannya lelet, nanti dikatain job Ngarit,"
— Rod
Stat Utama: INT
Stat Pendukung: DEX, CRIT
"Biasanya kalo ga jadi mage, ya jadi support,"
Arael sedang memilih jalannya sendiri.
“Apa ya... Kalau main di belakang lebih baik jadi support aja?,” pikirnya. “Lempar buff seadanya, sambil santai… enak kali ya.”
“Kasihan mereka nanti, game-nya jadi terlalu gampang kalo aku main Dps,” gumamnya sambil senyum tipis.
“Biarlah Bagas dan anggota party lainnya itu yang bertarung. Aku? tinggal nongkrong santai aja sambil bantu dari jauh.”
Arael mengusap dagunya, kemudian menunjuk tongkat sihir di layar.
“Ini pilihan yang pas. Gak perlu pamer kehebatan, cukup pakai kepala.”
"Pepatah mengatakan 'otak itu dikepala bukan di dengkul'. Jadi gunakan otakmu sebaik mungkin, jangan mau di babuin."
Dalam hatinya ia tertawa terbahak-bahak.
「Pilihan Senjata Awal: Rod telah dikonfirmasi.」
Arael tertawa kecil, lalu memilih Rod tanpa ragu.
Begitu Arael menyelesaikan pembuatan karakternya, cahaya putih menyelimuti tubuhnya. Hologram sistem menghilang, digantikan pemandangan kosmik luas. Tubuhnya terasa ringan, seolah melayang di antara bintang.
Dalam sekejap, cahaya terang muncul perlahan memenuhi pandangannya. Suara narator digital bergema:
『Dulu, di alam semesta yang luas, dunia Aethelgard tercipta, dunia yang agung tempat para dewa bertahta di kedamaian yang abadi. Cahaya Lumiel menerangi di setiap sudutnya, sistem Aethelos menopang langit dan bumi, sementara kebijaksanaan Xylos mengisi setiap jiwa.』
Berbagai Istana kristal muncul menjulang tinggi di antara awan berwarna emas, sementara sungai yang dipenuhi energi murni mengalir tenang. Makhluk-makhluk ilahi hidup bersama, menciptakan suasana yang damai.
Di antara mereka, para dewa dan dewi bergerak dengan anggun. Aethelos mengenakan jubah keadilan yang memancarkan wibawa. Lumiel bersinar lembut bagai mentari pagi. Xylos tampak tenggelam dalam gulungan kitab purba yang terus berputar di sekelilingnya. Dan Thalassa berdiri teguh dengan perisai emas berkilau di tangannya, penuh ketegasan.
『Namun, kedamaian itu tak abadi. Racun keserakahan dan kehausan akan kuasa menyusup, memicu perpecahan yang tak terhindarkan. Ignis, sang Dewa Ambisi, yang dulunya bara suci, kini menyulut api peperangan.』
Langit Aethelgard yang semula cerah terbelah oleh kilatan dahsyat. Cahaya Lumiel beradu dengan kobaran api Ignis. Suara Lumiel bergema:
『Ignis! Mengapa kau melakukan ini?! Kita telah menjaga perdamaian selama beberapa abad, tapi kenapa kau merusaknya!』
Api Ignis berkobar. Suaranya mencemooh, namun penuh keyakinan:
『Heh, kalian para dewa yang dungu. Kalian tak tahu siapa yang sebenarnya berkhianat. Aku peringatkan. Kalian akan menyesal jika tidak mau mempercayaiku.』
Thalassa mengangkat perisainya untuk menangkis badai yang membakar. Di sisi lain, Morwen mengeluarkan ilusi yang membingungkan medan perang, membuat sekutu saling menyerang.
Sementara Kaelan, yang dipenuhi amarah, menghantamkan kekuatannya, menciptakan kawah-kawah raksasa di tanah suci.
Benang-benang takdir Lyra terputus dan berhamburan seperti pecahan kaca, tak mampu lagi menyatukan kekacauan. Jeritan dan ledakan membuat Aethelgard semakin berantakan.
『Pertempuran ilahi itu menghancurkan fondasi alam semesta. Kekuatan dahsyat mereka membuat Aethelgard remuk, semua puing-puing yang melayang telah terbang di kehampaan.』
Adegan berubah menjadi kehancuran total. Istana-istana hancur berkeping, sungai-sungai mengering, dan Aethelgard berubah menjadi lautan fragmen yang berputar. Tubuh-tubuh dewa Ignis, Morwen, Kaelan, Lyra, dan banyak lainnya terlihat terlempar dari pecahan dunia yang runtuh, jatuh tak berdaya menembus tabir realitas.
『Para dewa yang kalah dalam peperangan tercerai-berai, tersebar ke berbagai dimensi yang jauh: Ignis terlempar ke Umbral Void yang gelap, Morwen terjebak di Riftlands yang penuh anomali, Kaelan terdampar di Echoing Reaches yang dipenuhi gema amarahnya, dan Lyra tersesat di Stasis Realm. Semuanya memiliki nasibnya masing-masing. Mereka terluka, kehilangan kekuatan, bahkan jati diri mereka sendiri.』
Visual melaju cepat melewati dimensi-dimensi yang asing dan mengerikan: kegelapan tak berujung di Umbral Void, alam-alam terpecah-pecah di Riftlands, badai energi di Echoing Reaches, dan keheningan beku di Stasis Realm. Monster-monster dari dimensi lain mulai bermunculan, menyerbu setiap dunia yang rentan.
『Kekacauan itu membuka celah-celah antardimensi, mengundang invasi monster ke berbagai belahan dunia, termasuk ke dunia Aetheria. Banyak wilayah runtuh, namun tak semuanya binasa. Masih ada kota-kota megah yang bertahan, istana para raja, desa tersembunyi, bahkan kota dengan teknologi yang asing namun tetap hidup.』
Pemandangan beralih ke dunia Aetheria, yang meskipun diserang monster, masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan: benteng-benteng yang bertahan, kota-kota yang disinari teknologi modern, dan desa-desa yang bersembunyi di alam liar.
Tepat di tengah adegan reruntuhan yang menjulang, sebuah cahaya lembut keemasan mulai bersinar.
Sesosok seperti dewi muncul perlahan, tubuhnya memancarkan aura suci yang kontras dengan kehancuran di sekitarnya.
Dia adalah Lumiel, Dewi Kehidupan dan Penciptaan, dengan rambut keemasan yang terurai dan mata yang tertutup namun terlihat wajahnya memancarkan kesedihan mendalam, namun penuh harapan.
Tangannya terulur ke depan, seolah menjangkau seseorang. Suaranya yang merdu namun penuh duka bergema di kehampaan.
《Wahai jiwa-jiwa dari dimensi lain, dengarkanlah permohonanku! Dunia ini memudar, dihantam kegelapan yang tidak ada hentinya! Kami, yang tersisa, tak lagi memiliki kekuatan untuk membalikkan keadaan. Hanya kalian, para petualang, yang dapat membawa cahaya baru. Masuklah melalui gerbang ini, 「Gate of Aether」, selamatkan apa yang tersisa, dan bangkitkan kembali harapan yang telah lama hilang!》
Saat suara Lumiel bergema, cahaya keemasan itu memudar, menyisakan sebuah gerbang raksasa yang bersinar terang, berdiri megah di tengah lanskap yang rusak, seolah mengundang siapa pun yang berani untuk melangkah masuk.
Gambaran dunia berakhir dengan Gerbang Aether yang bersinar terang, berdiri megah di tengah bentang alam yang rusak, seolah mengundang siapa pun yang berani untuk melangkah masuk. Begitu berakhir, Arael merasakan tarikan yang kuat, seolah ada kekuatan tak terlihat yang menariknya ke dalam gerbang itu.
『Anda akan dipindahkan ke Beginner’s Trial, tahap awal yang dirancang untuk menguji kemampuan tempur sekaligus membiasakan Anda dengan sistem dunia ini. Selamat datang di Aetheria, Rylear.』
Arael sedikit gemetar karena efek pemindahan itu karena masih belum terbiasa, membuka matanya perlahan.
Sensasi melayang yang aneh mereda, dan ia kini merasakan kakinya berpijak pada rerumputan yang lembut.
Ini adalah awal petualangan barunya yang akan dimulai.