Bab. 2 Sekolah Dasar Di Desa

...

Hari-hari di desa itu terasa begitu tenang dan penuh kedamaian. Matahari terbit perlahan di timur, menyinari sawah dan ladang yang hijau membentang luas. Burung-burung berkicau riang, dan angin sepoi-sepoi menyapa daun-daun pohon mangga dan jambu di pekarangan rumah keluarga Tio. Pagi itu, seperti hari-hari biasanya, Tio sudah bangun sebelum matahari muncul dari balik pegunungan.

Ia bangun dari tempat tidur kecilnya yang dibuat dari kayu dan bambu, lalu segera bersiap untuk pergi ke sekolah dasar yang terletak tak jauh dari rumah. Sekolah itu adalah bangunan sederhana berwarna biru yang sudah berumur, tetapi tetap kokoh berdiri di tengah desa. Sekolah ini menjadi tempat belajar dan bertemu teman-teman dari berbagai usia.

Tio selalu merasa semangat setiap kali berangkat ke sekolah. Ia tahu bahwa di sana ia akan belajar banyak hal yang akan membentuk masa depannya. Ia mengenakan seragam sekolahnya yang sederhana dan bersih, lalu mengikat sepatu sandal jepit yang sudah usang tapi tetap nyaman dipakai.

---

### **Pagi yang Cerah dan Semangat yang Membara**

Setelah menyantap sarapan seadanya—nasi putih dengan sedikit sambal dan sayur dari kebun kecil di belakang rumah—Tio berangkat menuju sekolah. Ia berjalan kaki melewati jalan setapak berdebu, sambil melambai ke ibunya yang sedang mencuci di dekat sumur dan ayahnya yang sedang memegang cangkul, menyiapkan tanah untuk bercocok tanam.

Di perjalanan, Tio bertemu dengan teman-teman sekelasnya, seperti Rino dan Sari, adik perempuannya yang juga bersekolah di desa yang sama. Mereka saling menyapa, tertawa, dan bercanda tentang pelajaran hari itu.

Di kelas, suasana penuh kehidupan. Guru mereka, Pak Udin, adalah sosok yang ramah dan sabar. Ia mengajar dengan penuh semangat, menggunakan papan tulis kayu dan beberapa buku usang yang sudah cukup tua. Meskipun fasilitas di sekolah ini terbatas, semangat belajar mereka tetap tinggi.

Tio duduk di bangku kayu kecil di barisan depan. Ia selalu berusaha fokus dan mengikuti pelajaran dengan baik. Ia ingin menjadi anak yang pintar dan bisa membantu orang tua di masa depan. Ia tahu bahwa meskipun belajar di desa, ilmu yang ia pelajari akan sangat berharga.

---

### **Mengenal Teman-teman dan Belajar Bersama**

Di kelas, Tio bergaul dengan anak-anak dari latar belakang yang berbeda. Ada Rino, anak petani yang rajin dan cerdas, dan Sari, yang suka membantu ibu di dapur dan di kebun. Mereka sering bermain bersama saat istirahat, saling bertukar cerita tentang apa yang mereka ingin capai.

Suatu hari, guru mereka memberi tugas kelompok tentang cerita rakyat dari daerah mereka. Tio dan teman-temannya bersemangat mengerjakan tugas itu. Mereka saling membantu memahami cerita dan mengingatkan satu sama lain.

Di sela waktu belajar, Tio juga belajar menulis dan membaca dengan tekun. Ia sering meminjam buku dari perpustakaan desa yang kecil, berusaha mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya. Ia tahu, bahwa membaca adalah pintu menuju dunia yang lebih luas.

---

### **Tantangan dan Rintangan di Sekolah Dasar**

Meski semangat belajar tinggi, Tio tidak luput dari berbagai tantangan. Fasilitas sekolah yang minim membuat belajar kadang sulit. Buku pelajaran yang sudah usang dan papan tulis yang kadang rusak membuat suasana belajar tidak selalu nyaman.

Selain itu, jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh, membutuhkan waktu perjalanan selama hampir satu jam dengan berjalan kaki. Kadang, hujan turun deras saat mereka berangkat, membuat jalan menjadi licin dan berbahaya. Tapi, semangat mereka tidak pernah pudar.

Tio juga pernah merasa malas dan putus asa saat menghadapi pelajaran sulit. Ia terkadang merasa takut tertinggal dari teman-temannya yang lebih dahulu menguasai materi pelajaran. Tapi, ia selalu ingat pesan orang tua dan gurunya bahwa belajar adalah jalan untuk masa depan yang lebih cerah.

---

### **Kebersamaan di Sekolah dan Kehangatan di Desa**

Setiap sore, setelah pulang dari sekolah, Tio dan teman-temannya bermain di sawah atau di pinggir sungai kecil yang jernih. Mereka bermain lompat tali, berlari kejar-kejaran, atau sekadar duduk di bawah pohon sambil berbagi cerita dan makanan kecil yang mereka bawa dari rumah.

Tio selalu merasa bahagia saat berkumpul bersama...

...