Tinju Killian menghantam dadaku dengan kekuatan dahsyat. Dampaknya membuatku terhempas ke belakang, menabrak kios pasar yang ditinggalkan sebelum akhirnya tubuhku berhenti menabrak dinding batu. Rasa sakit meledak di tulang igaku, dan untuk sesaat yang menyeramkan, aku tidak bisa bernapas.
*Pukulan itu seharusnya membunuhku seketika.*
Hanya lapisan energi spiritual yang berhasil kupadatkan di detik terakhir yang menyelamatkan nyawaku. Meskipun begitu, aku merasakan darah di mulutku saat berjuang untuk berdiri, kakiku bergetar di bawahku.
Di seberang pasar, Killian berdiri dengan ekspresi terkejut ringan. "Menarik. Pertahananmu lebih baik dari yang aku duga."
Aku meludahkan darah ke jalan berbatu. "Senang bisa menghiburmu."
Pikiranku berpacu saat aku menilai situasiku. Pria ini berada jauh di atasku—seorang Grandmaster sejati melawan level Master Kekuatan Dalam-ku. Jarak antara kami bagaikan membandingkan harimau dengan kucing peliharaan.