Ku rasakan mata Alvin Ward menatap tajam ke punggungku saat aku berdiri di aula lelang yang penuh sesak. Niat membunuhnya hampir terasa nyata, meski aku tidak mengerti alasannya. Kami baru bertukar kata sebelum hari ini, namun kebencian yang memancar darinya terasa sangat pribadi.
"Panggilan terakhir untuk batu mentah," pengumum lelang mengumumkan, menarikku dari pikiranku.
Kuhela napas, kecewa. Setelah memeriksa puluhan spesimen, aku tidak menemukan satu pun yang layak untuk ditawar. Yang benar-benar menjanjikan telah diklaim oleh pembeli dengan kantong lebih dalam daripada milikku.
"Beralih ke herbal langka," lanjut pengumum lelang, memberi isyarat kepada asisten yang dengan hati-hati membawa beberapa kotak pajangan kecil ke depan.