Hari pertama Zenon di Kerajaan Varellia dimulai dengan hiruk-pikuk pasar. Aroma roti panggang, suara lempengan besi yang dipalu, dan jeritan anak-anak di lorong sempit menyatu menjadi simfoni kehidupan yang asing namun mengundang. Langkah kakinya pelan menyusuri jalan berbatu, seperti sedang membaca isi kota dari getaran tanah dan nada bicara warganya.
Ia tidak menarik perhatian. Anak kecil dengan pakaian rapi dan mata tenang bukan hal langka di kota besar. Tapi ada sesuatu di balik tatapannya yang membuat seorang penjual daging menatap dua kali, dan seorang kuli gudang memilih berpaling ketika bersitatap terlalu lama.
“Baru datang?” tanya seorang lelaki tua di kios apel.
“Ya,” jawab Zenon singkat sambil mengambil satu apel dan meletakkan satu koin tembaga di meja.
“Dari utara?”
Zenon mengunyah pelan. “Dari tempat yang tidak ada lagi.”
Lelaki itu tidak bertanya lagi.
Siangnya, Zenon tiba di bangunan berukuran sedang dengan papan kayu besar di depan: “Guild Petualang — Cabang Tengah Varellia.”
Di dalam, suasana ramai. Guild ini jauh lebih hidup dan profesional dibanding yang pernah ia lihat di desa. Meja pendaftaran dijaga oleh tiga staf. Papan misi penuh hingga tumpah ke dinding samping. Petualang dari berbagai ras berkeliaran dengan armor, jubah, dan senjata berkilau.
Zenon berjalan ke meja. Seorang staf wanita berambut gelap menyapanya.
“Butuh bantuan, Nak?”
“Satu kamar. Untuk seminggu,” jawab Zenon. Ia mengeluarkan koin perak yang diambil dari tas tim lamanya.
Wanita itu terdiam sejenak, lalu menerima koin itu. “Lantai dua, kamar 3C. Air hangat ada di belakang, jangan bikin masalah.”
“Tidak akan. Terima kasih.”
Sore harinya, Zenon duduk di balkon kecil kamar sewaannya. Dari sana ia melihat pelataran guild, tempat para petualang baru berlatih. Suara teriakan, benturan kayu, dan canda tawa mengisi udara.
Ia membuka bukunya dan mencatat:
Hari pertama: tidak dicurigai. Kota besar memperlambat kecurigaan. Topeng bisa lebih lama dipakai.
Ia kemudian menatap ke arah istana yang menjulang di tengah kota, jauh di ujung jalan berbatu yang dihiasi lentera.
“Aku di sini bukan untuk berbaur,” bisiknya. “Tapi untuk bertumbuh di bawah bayangan.”
Matahari tenggelam perlahan, dan dengan itu, satu babak dalam kehidupan Zenon resmi ditutup.
Tapi cerita, baru saja dibuka.
"Profil Karakter Zenon Alzareth"
📛 Nama Lengkap:
Zenon Alzareth
🎂 Usia:
11 tahun
👑 Asal:
Mantan pangeran dari Kerajaan Alzareth (hancur)
Penampilan Fisik:
Atribut Detail
Rambut Kuning keemasan, tidak terlalu panjang, selalu dibiarkan tergerai alami
Mata Emas pucat, jernih dan tenang, tapi menatap terlalu dalam untuk usianya
Tubuh Ramping, otot ringan hasil latihan fisik alamiah — tidak besar, tapi sangat efisien
Pakaian Celana panjang gelap, sepatu keras, vest hitam tanpa lengan, gaya sederhana namun rapi
Ciri khas Tidak membawa aura, tidak menyebar tekanan. Sepi... seperti ruang kosong yang bersih
Kepribadian dan Sifat:
Aspek Detail
Kepribadian luar Ramah, sopan, senyum tenang, tutur halus
Kepribadian dalam Licik, manipulatif, pengamat tajam, menghitung setiap gerakan dan kata
Inteligensi Jenius strategi sosial — mampu membaca emosi dan dinamika kelompok hanya lewat interaksi
Emosi Dingin. Ia bisa pura-pura menangis, tapi air mata sejatinya telah terkubur di hari Alzareth jatuh
Keyakinan pribadi Dunia ini milik orang yang tahu cara memakai kata-kata dan wajah — bukan kekuatan otot
Kemampuan Awal:
Taijutsu insting: Dibentuk dari latihan bertahan hidup 10 bulan di alam liar. Gerakannya halus, tenang, dan tanpa buang tenaga.
Ketajaman sensorik: Mampu mendeteksi perubahan suasana, tekanan pembicaraan, dan pola sosial dengan tingkat ketepatan ekstrem.
Manipulasi sosial: Dapat membuat seseorang merasa diselamatkan, dibutuhkan, atau dikorbankan—semua tanpa menyadari bahwa itu dikendalikan olehnya.
Tidak memiliki sihir (belum diketahui) tapi mampu menyembunyikan aura secara total — membuatnya tak terdeteksi secara magis.
Motivasi:
Bukan untuk membangun kerajaan baru. Tapi untuk mengendalikan kerajaan dari dalam... tanpa ada satu pun yang tahu dia ada di pusatnya.