"Xia Wenyan."
Tiba-tiba, Xia Wenmo mulai berbicara perlahan, menatapnya dengan keseriusan yang tidak biasa.
Hati Xia Wenyan mendadak menegang, dan merasa agak tidak nyaman, dia mundur selangkah. "Kakak ketiga, kau tidak sedang berpikir untuk mengingkari apa yang baru saja kau setujui, kan?"
Jika Xia Wenmo mundur sekarang, semua rencana selanjutnya akan berantakan.
Sudut mulut Xia Wenmo berkedut, dan dia melirik Xia Wenyan dengan sedikit meremehkan. "Jangan khawatir, aku selalu menepati janjiku, tapi... aku ingin mengingatkanmu tentang sesuatu."
Xia Wenyan menghela napas lega dalam hati. "Selama bukan tentang mengingkari hal yang tadi, kau bisa membicarakan apa saja yang kau mau."
Xia Wenmo melihat tingkahnya yang pengecut, menghela napas dalam-dalam, dan berpikir sendiri, untuk apa repot-repot melakukan ini.
Tapi mengingat kepribadian Xia Wenyan, ini adalah masalah yang tidak bisa dihindari.