“Waktu Tidak Menunggu”
Dulu, aku pikir semua orang punya waktu yang sama.
Satu hari dua puluh empat jam. Satu minggu tujuh hari.
Tapi ternyata… waktu berjalan berbeda bagi mereka yang lelah.
Ketika kamu kaya, satu jam terasa seperti kesempatan.
Ketika kamu miskin, satu jam terasa seperti utang.
Di dunia ini, yang kuat berlari. Yang lelah? Tertinggal.
Aku cuma ingin bertahan.
Kuliah demi masa depan. Cinta demi alasan untuk tetap waras.
Tapi dunia ini tidak diam. Ia terus berputar.
Sampai akhirnya… aku hilang.
Bukan karena ingin kabur, tapi karena tak ada lagi tempat untuk pulang.
Ini bukan kisah tentang menang atau kalah. Ini kisah tentang siapa yang masih sanggup bertahan, saat dunia terus berjalan... tanpa menunggu.