Serena_Moon

"Sterling, apa yang telah kau lakukan?" bisikku, suaraku bergetar. "Dia hanya meminta bantuan!"

Mata saudara tiriku, yang biasanya berwarna hijau zamrud dalam, kini bersinar dengan warna amber bak pemangsa saat ia berubah sebagian kembali dari wujud serigalanya. Napasnya berat, primitif.

"Dia terlalu dekat denganmu, Aurora. Baunya ada di seluruh tubuhmu." Suara Sterling anehnya tenang saat ia mengelap darah dari tangannya ke celana jins gelapnya. "Tidak ada pria yang boleh mendekati apa yang menjadi milikku."

Mine. Kata itu membuat kulitku meremang. Aku bukan miliknya. Aku saudara tirinya, bukan kepemilikannya.

Diklaim oleh Obsesi Saudara Tiriku

Aku duduk berhadapan dengan Elara Thorne di Le Ciel, mempertahankan senyum yang sudah terlatih sementara dia dengan gugup memutar-mutar batang gelas anggurnya. Cahaya lilin menangkap kilau emas di mata coklatnya—cukup cantik, kurasa, tapi tidak ada bandingannya dengan hijau cerah milik Seraphina.


"Aku masih tidak percaya kamu ingin makan malam denganku," kata Elara, suaranya sedikit bergetar. "Maksudku, kamu adalah Kaelen Sterling."


Aku menyesap scotch dengan terukur. "Kamu sahabat adikku. Sudah waktunya kita lebih mengenal satu sama lain, bukan begitu?"


Pipinya merona dengan senang. Begitu mudah ditebak. Begitu mudah dimanipulasi.


"Seraphina selalu membicarakanmu," dia berceloteh.


Itu menarik perhatianku. "Benarkah? Apa yang dia katakan?"


Elara ragu-ragu, mungkin menyadari dia telah masuk tepat ke dalam apa yang kuinginkan. "Yah, kamu tahu... hal-hal yang biasa dibicarakan saudara perempuan."


Bab 65