Bab 89

Bab 89 - Titik Patah Sang Alfa

Aku terbangun dengan seprai dingin di sampingku. Kaelen sudah pergi.

Duduk dengan linglung, aku melirik jam di meja samping tempat tidur. Pukul 6.30 pagi. Kenangan semalam membanjiriku - kelembutan dan perhatiannya, tiga kata yang dibisikkan dalam kegelapan. Apakah aku hanya memimpikan bagian itu?

"Kaelen?" panggilku, suaraku masih berat oleh kantuk.

Tidak ada jawaban. Pintu kamar mandi terbuka, lampu mati. Sisi tempat tidurnya dingin, artinya dia sudah pergi cukup lama.

Aku memeluk diriku sendiri, merasa aneh ditinggalkan. Setelah kelembutan yang dia tunjukkan semalam, terbangun sendirian terasa mengejutkan. Apakah dia menyesali kerentanannya? Atau ini hanya rutinitas biasa bagi seorang CEO Alfa?

Melangkah turun dari tempat tidur, aku berjalan ke arah pintu, setengah berharap menemukannya terkunci seperti biasa. Mengejutkannya, pintu terbuka dengan mudah. Satu lagi kebaikan kecil dari semalam yang berlanjut hingga hari ini.