Kebaikan yang Luar Biasa

Sudut Pandang Hazel

"Ini cuma goresan kecil," kataku, melirik garis merah tipis di lengan bawahku. "Tidak serius."

"Tunjukkan padaku." Suara Sebastian tegas melalui telepon, tidak menerima bantahan.

Aku berkedip kaget. "Bagaimana tepatnya aku harus melakukannya?"

"Video call."

Sebelum aku bisa protes, layar berubah menjadi permintaan panggilan video. Jariku melayang di atas tombol tolak, tapi ada sesuatu dalam nada memerintahnya yang membuatku menerimanya. Wajah Sebastian muncul di layarku, ekspresinya serius.

"Lenganmu, Hazel."

Dengan enggan aku mengarahkan lengan bawahku ke kamera. Goresannya tidak dalam, tapi telah mengeluarkan darah yang sekarang mengering dalam garis tipis di kulitku.

Rahang Sebastian mengencang. "Sudah kau bersihkan?"

"Belum. Aku sedang mengurus kepergian Alistair."

"Bersihkan sekarang." Tatapannya intens, bahkan melalui layar kecil. "Kau tidak tahu di mana kukunya pernah berada."