Keheningan yang Tegang

Sudut Pandang Hazel

Mobil terus melaju dengan mulus di jalanan, kini diselimuti keheningan yang berat setelah komentar nakal Cora. Sebastian duduk di hadapanku, wajahnya sebagian tersembunyi oleh bayangan yang dihasilkan lampu jalan yang kami lewati. Aku mencoba fokus pada pemandangan kota di luar jendelaku, tapi mataku terus mengkhianatiku, mencuri pandang ke arahnya.

Rahangnya tegang. Aku memperhatikan cara jarinya mengetuk-ngetuk pelan di pahanya—sebuah gestur halus yang belum pernah kulihat darinya sebelumnya. Apakah dia gugup? Pikiran bahwa Sebastian Sinclair, perwujudan dari ketenangan, mungkin merasa canggung seperti yang kurasakan membawa kenyamanan yang aneh.

Aku sedikit menggeser posisi dudukku, dan matanya melirik ke arahku sebelum cepat-cepat kembali ke jendela. Ruang di antara kami terasa bermuatan, seperti udara sebelum petir menyambar.