Sudut Pandang Hazel
Udara malam yang sejuk menerpa wajahku saat aku melangkah keluar dari restoran. Jantungku berdegup kencang di balik tulang rusukku dalam campuran aneh antara kecemasan dan kepuasan suram. Di dalam, para pelayan berkerumun mengelilingi sosok Gloria yang terkulai. Aku tahu dia akan baik-baik saja—pada akhirnya. Apapun yang dia masukkan ke dalam minumanku kemungkinan dimaksudkan untuk melumpuhkan, bukan membahayakan. Itulah cara keluarga Everett—licik tapi terukur.
Aku menarik napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri. Ekspresi di wajah Gloria ketika dia menyadari apa yang telah terjadi—momen sempurna dari pemahaman yang dipenuhi kengerian itu—akan tetap bersamaku untuk waktu yang lama. Rasanya seperti keadilan, melihatnya merasakan obatnya sendiri.
Namun ada sesuatu yang menggeliat di perutku. Secuil rasa bersalah? Mungkin. Meskipun semua yang telah keluarga Everett lakukan padaku, aku tidak seperti mereka. Aku tidak menikmati penderitaan orang lain.