## Sudut Pandang Hazel
Senyum sombong Fiona memudar saat aku tak terduga menerima "amal" darinya. Dia jelas mengharapkan aku menolak tawarannya yang menghina dengan penuh kemarahan.
"Apa?" dia tergagap.
"Aku bilang kami dengan senang hati menerima tawaranmu untuk membayar makan malam kami," jawabku dengan manis. "Betapa perhatiannya kau mengingat teman sekelas lama di masa-masa sulit."
Cora langsung mengerti, bibirnya melengkung menjadi senyuman licik saat dia menambahkan, "Ya, sangat murah hati. Kami sudah memesan steak Wagyu yang diawetkan dan berencana memesan Bordeaux 1982 untuk pencuci mulut."
Charlotte mengangkat gelasnya ke arah Fiona. "Untuk teman lama dengan kantong tebal."
Fitur sempurna Fiona berubah dengan kemarahan. Dia tidak menyangka aku akan membalas gertakannya, apalagi dengan ketenangan seperti itu.