POV Elara
Angin sore mendinginkan pipiku yang memerah saat kami meninggalkan butik. Jantungku masih berdegup kencang. Melawan ayahku terasa membebaskan, tapi juga menguras emosi.
"Aku butuh udara segar," gumamku pada Chloe.
Dia meremas lenganku dengan lembut. "Ayo jalan-jalan sebentar. Mobilmu bisa menunggu."
Kami berjalan dalam diam di sepanjang distrik perbelanjaan mewah. Butik-butik desainer bersinar dengan cahaya hangat di bawah langit yang mulai gelap. Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan badai di dalam diriku.
"Kamu baik-baik saja?" Chloe akhirnya bertanya.
"Tidak," aku mengakui. "Tapi aku akan baik-baik saja."
Chloe melirikku dari samping. "Aku bangga padamu tadi. Kamu mempertahankan pendirianmu."
Aku menggelengkan kepala. "Aku kehilangan kendali. Itu bukan hal yang sama."