Jantung Elara berdegup kencang saat menunggu respons Damien. Keheningan di ujung telepon terasa sangat tidak nyaman.
"Dia bilang dia sedang sibuk sekarang," Cora akhirnya melapor, suaranya terdengar kecewa.
Genggaman Elara pada ponselnya mengerat. Tentu saja dia sibuk. Terlalu sibuk untuk berbicara dengan istri yang sebentar lagi menjadi mantan istrinya, bahkan untuk sejenak.
"Tidak apa-apa," jawabnya dengan dingin. "Aku juga harus kembali bekerja."
"Oke," kata Cora. "Dah, Bu."
"Selamat tinggal, sayang. Aku mencintaimu."
Tapi Cora sudah menutup teleponnya. Elara menatap layar ponselnya, rasa sakit yang familiar mulai menyebar di dadanya. Dia meletakkan ponselnya dan kembali ke komputernya, menenggelamkan diri dalam pekerjaannya dengan tekad yang baru.