POV Elara
Ketegangan di ruang tamu Paman Victor terasa jelas. Sepupu-sepupuku yang lebih muda, yang biasanya berisik dan ceria, kini menarik diri dalam keheningan yang tidak biasa. Mata mereka yang lebar bergerak gelisah ke arah sosok tinggi yang menguasai ruangan tanpa usaha.
Damien Thorne memang memiliki efek seperti itu pada orang-orang.
"Tuan Thorne." Sapaan Paman Victor terdengar kaku, nyaris tidak menyembunyikan rasa permusuhannya. Otot-otot di rahangnya menegang saat ia mengulurkan tangannya. "Selamat datang di rumah kami."
Damien menjabat tangannya dengan tegas. "Tuan Vance. Terima kasih atas undangannya."
Formalitas di antara mereka terasa dingin seperti es. Paman Victor tidak pernah memaafkan Damien atas caranya memperlakukanku selama pernikahan kami. Kilatan protektif di matanya berbicara banyak.