Kebenaran Tanpa Basa-basi dari Seorang Mentor

POV Vivienne

Aku berdiri tak bergerak saat Zachary Newman berjalan pergi. Gambaran yang telah kuhias dengan hati-hati tentang diriku sebagai jenius AI hancur dengan setiap langkah yang ia ambil.

"Tidak pada level yang saya butuhkan," kata-katanya bergema dalam pikiranku.

Damien meletakkan tangannya di bahuku. "Vivienne?"

Aku menjauh dari sentuhannya. Penolakan itu menyakitkan lebih dari yang ingin kuakui.

"Ayo kita pergi saja," kataku, meraih tasku.

Perjalanan pulang berlangsung sunyi. Damien terus melirik ke arahku, tapi aku menatap keluar jendela, memandangi lampu-lampu kota yang menyatu menjadi kabur. Ketika kami akhirnya tiba di tempat parkir di luar gedung kantornya, dia mematikan mesin.

"Dia kasar," Damien akhirnya berkata.

Aku berpaling padanya. "Apakah kau setuju dengannya?"

Damien ragu cukup lama hingga aku tahu kebenarannya.

"Kau memang setuju," kataku datar.

"Ini bukan tentang kecerdasanmu," katanya hati-hati. "Kau brilian, Vivienne. Kau tahu itu."